Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Gadget

‘Menjemput’ PSK di Denpasar, Bali

18 Desember 2010   22:14 Diperbarui: 25 Juni 2018   05:37 982
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yayasan Kerti Praja Denpasar (Sumber: teman-teman.org)

KantorYayasan Kerti Praja di Jalan Raya Sesetan, Denpasar, Bali, tak ubahnya seperti perkantoran megah. Tapi, salah satu ruangan di lantai satu menjadi ‘sasaran’ pekerja seks komersial (PSK). Di ruangan itulah mereka mendapatkan pelayanan kesehatan, mulai dari pemeriksaan, pengobatan dan konseling.

Kegiatan yang dikembangkan Prof Dr dr Dewa N. Wirawan, ketua yayasan, ini merupakan salah satu usaha untuk melindungi masyarakat karena PSK yang datang ke yayasan dibekali dengan pengetahuan tentang PMS dan HIV/AIDS, terutama cara-cara pencegahannya dengan kondom.

“Ah, mau kontrol, aja,” kata Ita, bukan nama sebenarnya, seorang PSK asal Jawa Timur, sambil berusaha menutupi cupang yang berwarna kehitam-hitaman di lehernya dengan rambutnya. Ita mengaku baru pulang dari kampungnya. Ita datang untuk berobat. Medical record semua PSK yang menjadi kelompok dampingan disimpan di rak.

Berkat dampingan yang konsisten banyak PSK yang datang sendiri ke poliklinik. Ada yang memang ingin berobat, kontrol atau konsultasi. Untuk meningkatkan kesadaran PSK yayasan juga menjalin kerja sama dengan ‘induk semang’ PSK itu. Kerja sama merupakan salah satu cara agar PSK diizinkan dibawa ke poliklinik untuk kontrol dan konseling.

Sebuah taksi masuk ke halaman yayasan. Empat perempuan dan seorang laki-laki turun dari taksi. Mereka langsung menuju poliklinik. “Kita menjemput mereka,” kata Dewa, petugas lapangan, yang menjemput PSK tadi. Biasanya setelah dijemput satu atau dua kali selanjutnya mereka pun akan datang sendiri ke poliklinik.

“Mengapa Bapak melindungi pelacur?” Itulah kira-kira inti pertanyaan seorang wartawan kepada Prof.. Wirawan. Apa pasal? Rupanya, wartawan tadi melihat kegiatan yayasan ini sebagai bentuk melindungi terhadap PSK. Prof Wirawan memberikan penjelasan dari aspek kesehatan masyarakat.

Setelah kontrol dan konseling mereka ditawari “Sutra” sebagai upaya untuk melindungi diri. Pendekatan ini mendorong PSK untuk membeli “Sutra” di poliklinik.

Tapi, seperti yang dikatakan seorang PSK selalu saja ada yang menolak memakai kondom. Terutama tamu ‘lokal’. “Kalau orang Jepang atau Korea malah memakai kondom dua lapis,” kata salah seorang PSK yang baru selesai menjalani pemeriksaan.

Untunglah yayasan sudah menjalin kerja sama dengan mucikari sehingga kalau ada PSK yang menolak tamu yang tidak mau memakai kondom mucikari tidak marah. Berkat penyuluhan yang tidak kenal lelah kian banyak PSK yang sudah berani menolak tamu jika tamu tidak mau memakai kondom. “Daripada celaka,” kata Tini, bukan nama sebenarnya, seorang PSK asal Jawa Timur.

PSK yang menjadi kelompok dampingan yayasan sudah memahami PMS dan HIV/AIDS sehingga mereka mempunyai posisi tawar yang kuat. Sayang, beberapa Perda Penanggulagan AIDS di Bali tidak memberikan ruang gerak bagi PSK untuk menolak laki-laki yang enggan memakai kondom.

Ada juga mucikari yang sudah memikirkan ‘nasib’ PSK asuhannya dengan menyediakan kondom. Tidak mengherankan kalau kemudian ada mucikari yang membeli kondom ke klinik. Kadang-kadang ada pula suruhan PSK atau mucikari yang membeli kondom. Hal itu menunjukkan tingkat pemahaman PSK terhadap keamanan sudah tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun