Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Serial Santet # 33 - Foto Copy Resep Dokter Lenyap dari Meja Kerja

28 September 2020   20:24 Diperbarui: 28 September 2020   20:27 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keranjang plastik tempat alat-alat tulis (Foto: Syaiful W. Harahap)

Keluarga yang piara pesugihan itu daftarkan 17 nama sebagai tumbal yang biasanya 'dieksekusi' bulan Rabiul Awal. Tumbal yang sudah jatuh 14, butuh 3 lagi agar kekayaan tidak lenyap. Maka, dengan segala cara mereka menyerang saya sejak bulan lalu. Tujuannya agar celaka atau sakit dan akhirnya meninggal. Jika mereka tidak berhasil, maka korban akan jatuh dari pihak mereka.

2. Foto Copy Resep Dokter Diambil Makhluk Halus

Bertolak dari kondisi ini saya kirim pesan WhatsApp (WA) ke Pak Ajie di Banten yang sejak belasan tahun yang lalu membantu saya menghadapi serangan santet tentang foto copy resep yang hilang dari keranjang di meja kerja saya di rumah. Pesan balasan saya terima: "Ada yg ambil, Pak."

Siapa pula yang iseng ambil foto copy resep dokter? "Ya, suruhan ibu .... (menyebut sebuah nama yang memang jadi biang keladi pengiriman santet ke saya)." Makhluk piaraan mereka kirim dari sebuah kota di Pulau Jawa.

Astaga! Untuk apa? "Mereka memang sengaja bikin kacau agar Bapak stres," kata Pak Ajie dalam pesan WA. Memang, semua saya kesal, tapi karena resep bisa diambil di rumah sakit rujukan saya pun tenang. Hanya saja kesal karena sudah jadi korban ulah iblis.

Yang datang bukan manusia, tapi makhluk halus yang memang jadi perantara mereka yang selama ini juga sering mengambil uang dari dompet dan laci meja kerja saya.

"Bisa ditarik, Pak Ajie?" Celaka, foto copy resep itu tida bisa diambil karena sudah mereka musnahkan. Saya pun pasrah. Hanya saja harus pergi lagi ke FKTP dan rumah sakit rujukan untuk mendapatkan resep sesai dengan yang tertera pada 'kartu PRB'.

Kalau alasan ini saya sampaikan ke dokter di FKTP, di rumah sakit rujukan dan di apotek tentulah mereka akan tertawa dan bisa-bisa menganggap saya tidak waras. Itulah sebabnya saya cari alasan yang masuk akal yaitu baru pindah kontrakan sehingga dokumen tidak ditemukan.

Alhamdulillah, resep obat sesuai dengan yang tertera di 'kartu PRB' sudah saya peroleh dari dokter di rumah sakit rujukan. Itu artinya obat untuk satu bulan ke depan sudah bisa saya dapatkan dari apotek sehingga tidak perlu beli obat di luar. *

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun