Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

AIDS di Kota Sukabumi, Penyebar HIV/AIDS Bukan LGBT tapi Laki-laki Heteroseksual

21 Februari 2020   08:12 Diperbarui: 21 Februari 2020   08:24 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: citynews1130.com)

"Dinas Kesehatan Kota Sukabumi menyebutkan bahwa perilaku seks menyimpang yakni LGBT (Lesbian, gay, biseksual dan transgender) merupakan penyumbang terbesar kasus HIV Aids di Kota Sukabumi. 

Bahkan jumlah kasus baru HIV Aids pun terus meningkat setiap tahunnya." Ini lead pada berita "Gay Cetak Rekor HIV Aids Terbanyak di Kota Sukabumi Tahun 2019" (radarsukabumi.com, 18/2-2020). Ada beberapa hal yang tidak akurat pada informasi yang disampaikan pada lead berita ini, yaitu:

Pertama, seks pada LGB (lesbian, gay, biseksual) secara seksual bukan penyimpangan. Disebut menyimpang karena dilihat dari sudut moral. Bandingkan dengan laki-laki heteroseksual yang mempunyai istri melakukan hubungan seksual dengan perempuan lain, apakah ini bukan penyimpangan secara norma, moral dan agama?

Baca juga: Di Kota Sukabumi, Jawa Barat, Suami "Dibiarkan" Menularkan HIV/AIDS ke Istrinya

Kedua, transgender bukan orientasi seksual tapi identitas gender. Transgender, dikenal sebagai waria, ada yang heteroseksual dan ada pula yang homoseksual.

Ketiga, penularan HIV/AIDS melalui hubungan seksual bukan karena orientasi seksual, tapi karena kondisi pada saat terjadi hubungan seksual, di dalam nikah atau di luar nikah, yaitu salah satu atau keduanya mengidap HIV/AIDS dan laki-laki tidak memakai kondom. Ini fakta medis.

Keempat, pernyataan yang menyebutkan "LGBT merupakan penyumbang terbesar kasus HIV Aids di Kota Sukabumi" tidak akurat karena: (a). Tidak ada risiko penularan HIV/AIDS pada lesbian karena tidak ada seks penetrasi, (b). Gay bukan mata rantai penyebaran HIV/AIDS di masyarakat karena mereka tidak punya istri.

Kelima, biseksual tidak bisa dikenali secara kasat mata sehingga mereka jadi mata rantai penyebaran HIV/AIDS dari komunitas ke masyarakat, terutama ke istri.

Baca juga: AIDS di Kota Sukabumi, Penanggulangan di Hilir dengan Tes HIV

Secara epidemiologi pada HIV/AIDS yang jadi mata rantai penyebaran HIV/AIDS adalah laki-laki heteroseksual. Laki-laki heteroseksual yang melakukan perilaku seksual berisiko tertular HIV/AIDS jika tertular akan menularkan HIV/AIDS ke istrinya. Laki-laki heteroseksual berisiko tertular HIV/AIDS melalui:

(1). Hubungan seksual tanpa kondom, di dalam nikah atau di luar nikah, dengan perempuan yang berganti-ganti di wilayah Kota Sukabumi atau di luar Kota Sukabumi, bahkan di luar negeri. Soalnya, bisa saja salah satu dari perempuan tsb. mengidap HIV/AIDS sehingga ada risiko penularan HIV/AIDS.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun