Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mimpi, Kota Padang Bebas HIV/AIDS Tahun 2030

27 Januari 2020   21:56 Diperbarui: 27 Januari 2020   22:08 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemerintah Kota Padang melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) targetkan Kota Padang bebas HIV/AIDS pada tahun 2030 mendatang. Untuk merealisasikan target tersebut, Pemko Padang terus berupaya mengendalikan penularan HIV/AIDS. Ini lead pada berita "Kota Padang Tergetkan Bebas HIV/AIDS pada 2030" (padangkita.com, 23/1-2020).

Tahun 2018 jumlah kumulatif kasus HIV/AIDS di Kota Padang 552 yang terdiri atas 447 HIV dan 105 AIDS. Sedangkan tahun 2019 dilaporkan 300 yang terdiri atas 252 HIV dan 48 AIDS (gatra.com, 13/1-2020).

Adalah hal yang mustahil menghentikan penularan HIV/AIDS di masyarakat karena ada tiga pintu masuk HIV/AIDS ke masyarakat, yaitu:

(1). Insiden infeksi HIV baru bisa terjadi pada laki-laki dewasa melalui hubungan seksual tanpa kondom, di dalam atau di luar nikah, dengan perempuan yang berganti-ganti di wilayah Kota Padang atau di luar Kota Padang, bahkan di luar negeri. Tentu saja Pemkot Padang tidak bisa mengawasi perilaku seksual semua laki-laki dewasa warga Kota Padang.

(2). Insiden infeksi HIV baru bisa terjadi pada perempuan dewasa melalui hubungan seksual dengan kondisi laki-laki tidak pakai kondom, di dalam atau di luar nikah, dengan laki-laki yang berganti-ganti di wilayah Kota Padang atau di luar Kota Padang, bahkan di luar negeri. Tentu saja Pemkot Padang tidak bisa mengawasi perilaku seksual semua perempuan dewasa warga Kota Padang.

(3). Insiden infeksi HIV baru bisa terjadi pada laki-laki dewasa melalui hubungan seksual tanpa kondom dengan perempuan yang sering berganti-ganti pasangan, seperti pekerja seks komersial (PSK), di wilayah Kota Padang atau di luar Kota Padang, bahkan di luar negeri. Tentu saja Pemkot Padang tidak bisa mengawasi perilaku seksual semua laki-laki dewasa warga Kota Padang.

Yang perlu diingat adalah PSK ada dua tipe, yaitu:

(a). PSK langsung adalah PSK yang kasat mata yaitu PSK yang ada di lokasi atau lokalisasi pelacuran atau di jalanan.

(b), PSK tidak langsung adalah PSK yang tidak kasat mata yaitu PSK yang menyaru sebagai cewek pemijat, cewek kafe, cewek pub, cewek disko, anak sekolah, ayam kampus, cewek gratifikasi seks (sebagai imbalan untuk rekan bisnis atau pemegang kekuasaan), PSK high class, cewek online, PSK online, dll.

Tiga pintu masuk ini sangat potensial sebagai sumber penyebaran HIV/AIDS. Pemkot Padang . boleh-boleh saja membusungkan dada mengatakan bahwa di Kota Padang tidak ada pelacuran. Secara de jure itu benar karena sejak reformasi semua lokalisasi pelacuran ditutup. Tapi, secara de facto transaksi seks yang mengarah kepada praktek pelacuran tetap terjadi dalam berbagai bentuk dengan beragam modus, bahkan dengan memakai media sosial.

Dok Pribadi
Dok Pribadi
Dalam berita disebutkan: .... melakukan testing orang yang berisiko ....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun