Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Money

Karawang ’Digoyang’ AIDS

11 Maret 2011   02:56 Diperbarui: 13 Desember 2018   18:12 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: 123rf.com)

Karawang, sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat yang ada di pesisir utara, sejak dahulu terkenal dengan julukan 'goyang karawang' ternyata 'digoyang AIDS’ juga. Secara kumulatif sudah terdeteksi 213 kasus HIV/AIDS di daerah lumbung padi itu. Risiko kematian pada Odha (Orang dengan HIV/AIDS) karena di daerah itu juga tercatat 2.302 kasus TBC (Peringkat 5 Terbesar di Jabar. TBC & HIV/AIDS Menonjol di Karawang, Pos Kota, 7/3-2011). 'Persekutuan' antara TB dan AIDS menjadi penyebab utama kematian Odha.

Kasus HIV/AIDS di Kab Karawang antara lain banyak terdeteksi di kalangan pekerja migran di dan di luar negeri. Prov Riau dan Prov Kepulauan Riau sering memulangkan pekerja seks komersial (PSK) asal Karawang yang terdeteksi HIV-positif ke daerah asalnya (Baca juga: Derita Panjang Seorang Odha).

Bagi daerah yang memulangkan PSK yang terdeteksi HIV menganggap hal itu sebagai jalan terbaik memutus mata rantai penyebaran HIV di daerahnya. Pemerintah daerah itu lupa bahwa sudah ada penduduknya yang tertular HIV dari PSK itu sebelum dipulangkan. Selain itu ada pula kemungkinan justru penduduk lokallah yang menularkan HIV kepada PSK.

Selama ini pekerja migran yang terdeteksi HIV didampingi oleh aktivis sebuah institusi di Karawang. Tapi, belakangan mereka tidak bisa lagi melakukan pendampingan karena tidak ada dukungan dana. "Bang, beberapa PSK dan pekerja migran yang dulu kami dampingi sekarang balik lagi bekerja seperti semula," kata seorang aktivis di Karawang kepada penulis. Ini artinya PSK yang beroperasi di Karawang ada yang sudah mengidap HIV. Maka, laki-laki yang mengencani mereka tanpa kondom akan berisiko tertular HIV. Laki-laki yang tertular HIV dari PSK itulah yang menjadi mata rantai penyebaran HIV di Kab Karawang.

Sedangkan bagi daerah asal PSK itu kedatang PSK menambah mata rantai penyebaran HIV. Tapi, pemerintah daerah asal PSK tidak melakukan langkah konkret untuk memutus mata rantai penyebaran HIV. Yang mereka lakukan justru menangani PSK tsb. seperti pelarian narapidana (Baca juga: Media Massa Menceraiberaikan Keluarga Kartam*).

Disebutkan: " ..... melakukan sosialisasi kepada semua masyarakat agar mengetahui Narkoba dan pergaulan bebas, serta berprilaku sehat dan setia pada pasangan, juga secara aktif melakukan pemeriksaan, baik pemeriksaan dahak maupun rontgen kepada masyarakat Karawang."


Lagi-lagi yang diumbar hanya mitos (anggapan yang salah). Tidak ada kaitan langsung antara penularan HIV dan 'pergaulan bebas'. Ini kalau pergaulan bebas diartikan sebagai zina.

Umumnya pekerja migran atau PSK mempunyai suami di kampungnya. Nah, ketika PSK dipulangkan atau pulangn kampung maka mereka hidup sebagai suami-istri. Mereka merasa hubungan seksual yang mereka lakukan tidak berisiko tinggi tertular HIV, karena: (a) hubungan seksual yang mereka lakukan di dalam nikah, dan (b) mereka tidak berganti-ganti pasangan. Ini terjadi karena selama ini informasi tentang HIV/AIDS tidak akurat.

Padahal, si istri adalah orang yang berisiko tinggi tertular HIV karena si istri sebagai PSK sering melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang berganti-ganti yaitu laki-laki 'hidung belang' di tempat mereka 'praktek' sebagai PSK.

Lebih celaka lagi setelah si istri pergi suami pun mencari perempuan sebagai pasangan seks. Jika istrinya yang bekeja sebagai PSK mengidap HIV maka suami berisiko tertular HIV. Maka, suami ini pun menjadi mata rantai penyebaran HIV.

Pejabat daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Karawang mencanangkan Program Penanggulangan TBC dan HIV/AIDS. Pencanangan program tersebut dilakukan usai kegiatan Senam Pagi Bersama PNS dan Masyarakat bertempat di Lapang Karang Pawitan, Kec. Karawang Barat.

Menurut Bupati Karawang, H Ade Swara, HIV/AIDS merupakan masalah nasional yang membutuhkan penanganan secara nasional dan terintegrasi untuk menanggulangi dan mencegah penyebaran HIV. Kalau hanya berpangku tangan menunggu komando dari pusat maka penyebaran HIV di wilayah Kab Karawang akan menjadi bumerang karena tidak bisa dicegah.

Pemkab Karawang tidak bisa lagi menutup mata terkait dengan jumlah perempuan yang bekerja sebagai buruh migran karena sebagian dari mereka bekerja sebagai PSK. Selebihnya juga berisiko tertular HIV karena diperkosa oleh majikannya. Prevalensi HIV (perbandingan antara yang mengidap HIV dan tidak mengidap HIV) sangat besar di beberapa negara yang menjadi tujuan pekerja migran. Kondisi ini meningkatkan risiko tertular HIV jika seorang pekerja migran, seperti TKW, diperkosa atau dijadikan 'istri'.

Disediakan pula sebuah tenda khusus di Lapang Karang Pawitan yang dilengkapi dengan peralatan dan petugas untuk pemeriksaan penyakit TBC dan HIV/AIDS secara gratis.

Persoalannya adalah: Siapa, sih, yang harus menjalani tes HIV? Inilah yang tidak diketahui oleh masyarakat secara komprehensif. Akibatnya, banyak orang yang tidak menyadari dirinya sudah tertular HIV. Sudah waktunya bagi Pemkab Karawang untuk menyebarluaskan informasi tentang HIV/AIDS yang akurat.

Penduduk Kab Karawang yang harus menjalani tes HIV adalah: (a) laki-laki dewasa yang pernah atau sering melakukan hubungan seksual tanpa kondom, di dalam dan di luar nikah, dengan pasangan yang berganti-ganti atau dengan yang sering berganti-ganti pasangan, seperti PSK, (b) laki-laki dan perempuan dewasa yang sering melakukan kawin-cerai, dan (c) perempuan dewasa yang sering melakukan hubungan seksual tanpa kondom, di dalam dan di luar nikah, dengan laki-laki yang berganti-ganti.

Hanya dengan informasi yang akurat masyarakat Kab Karawang bisa memahami cara-cara pencegahan HIV yang konkret. * [Syaiful W. Harahap] *

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun