Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

5 Artis Ibukota Tes HIV Diam-diam di Salatiga, Semua Orang Memilih Tes HIV Diam-diam

28 November 2014   22:00 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:35 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14171616091667442412

* Semua tempat tes HIV menjalankan kerahasiaan ....

“Lima artis Ibu Kota dikabarkan menjalanivoluntary counseling test(VCT) di Kota Salatiga, Jawa Tengah. VCT adalah serangkaian tes untuk memastikan apakah seseorang sudah positif terinfeksi HIV atau tidak.” Ini lead pada berita “Lima Artis Ibu Kota ‘Diam-diam’ Jalani Tes HIV-AIDS di Salatiga” (kompas.com, 27/11-2014).

Judul berita ini sensasional karena banyak orang yang tes HIV secara diam-diam dan sembunyi-sembunyi karena status HIV/AIDS seseorang akan berdampak buruk di masyarakat dan sarana kesehatan. Mulai dari ejekan, cacian, cercaan, sampai pada stigma (cap buruk) dan diskriminasi (perlakuan berbeda). Maka, banyak orang yang memilih tes HIV secara diam-diam.

Sedangkan pernyataan “menjalanivoluntary counseling test(VCT)” tidak tepat karena VCT bukan jenis tes, tapi menunjukkan sifat tes yaitu sukarela dengan konseling. Artinya, tes HIV dilakukan dengan dasar sukarela dan ada konseling sebelum dan sesudah tes.

Maka, biar pun seseorang diam-diam tes HIV selama mengikuti standar prosedur operasi yang baku dengan konseling mereka akan konsekuen pada prinsip “Stop Penyebaran HIV Mulai Dari Saya!”

Itu artinya mereka tidak akan menularkan HIV kepada orang lain sehingga kalau mereka mempunyai pasangan, suami, istri atau pacar mereka akan menjelaskan status HIV dan menjalankan seks yang aman agar tidak terjadi penularan.

“VCT adalah serangkaian tes untuk memastikan apakah seseorang sudah positif terinfeksi HIV atau tidak”. Pernyataan ini ngawur karena VCT yaitu tes HIV secara sukarela dengan konseling adalah sifat tes HIV bukan alat atau metode tes HIV.

Disebutkan bahwa Andreas (aktivis HIV/AIDS Kabupaten Semarang, Andreas Bambang Santoso) yang akrab dipanggil Babe itu menolak untuk membuka indentitas kelima artis tersebut.

Si Babe ini tidak paham identitas pasien semua jenis penyakit disebut medical record (catatan medis) adalah fakta privat yang hanya bisa dipublikasikan oleh yang bersangkutan atau atas perintah hakim melalui sidang pengadilan.  Maka, tidak ada hak Babe untuk menyebutkan nama mereka. Kalau Babe menyebut nama mereka tanpa izin itu artinya terjadi perbutan melawan hukum dan pelanggaran terhadap HAM yang masuk ranah hukum positif (KUHP).

Dikatakan pula oleh Babe: "Mereka rela datang menemui saya untuk bertanya-tanya sekaligus tes VCT. Mungkin lebih privasi, dibandingkan seandainya berkunjung ke rumah sakit atau klinik di Jakarta."

Tidak ada tes VCT. Yang ada adalah tes HIV dengan sifat VCT yaitu sukarela dengan konseling.

Babe ini pun sudah menyudutkan rumah sakit atau klinik di Jakarta. Di mana pun di Indonesia fakta privat yang masuk kategori medical record, seperti nama, jenis penyakit, tindakan medis dll. adalah rahasia dan tidak akan dipublikasikan tanpa izin pasien. Semua palayanan konseling dan tes HIV di Jakarta menerapkan standar prosedur operasi tes HIV yang baku.

Setiap orang boleh-boleh saja memakai nama samaran, nama pulsu, rambut palsu, dll. ketika konseling untuk selanjutnya tes HIV.

Disebutkan: Sebagai aktivis atau relawan HIV/AIDS yang sudah terjun ke lapangan selama berpuluh-puluh tahun, Babe sangat mengapresiasi inisiatif kelima artis tersebut.

Duh, epidemi HIV/AIDS di Indonesia baru diakui sejak tahun 1987, sedangkan kasus pertama dipublikasikan di AS tahun 1981, jadi baru dua puluhan tahun belum berpuluh-puluh tahun. Nah, kalau sudah jadi aktivis berpuluh-puluh tahun, koq, penjelasannya bak, maaf, aktivis kemarin sore?

Disebutkan bahwa selama tiga bulan terakhir Babe melakukan pelayanan VCT mandiri (non-klinik). Setidaknya, ada 30 orang yang dites dan hasilnya negatif. Selain kelima artis dari Jakarta tersebut, juga terdapat seorang pramugari dari Yogyakarta dan seorang anggota TNI.

Pertanyaan untuk Babe: Apakah tes HIV yang Anda lakukan sesuai standar prosedur tes HIV yang baku yaitu hasil tes pertama dikonfirmasi dengan tes lain?

Amatlah disayangkan kalau kemudian Babe tidak menjelakan standar prosedur operasi tes HIV yang baku, lalu menyatakan semua yang tes negatif padahal tidak dilakukan tes konfirmasi.

Standar tes HIV yang baku adalah: konseling sebelum tes, pernyataan kesediaan, tes HIV, tes konfirmasi, dan konseling setelah tes HIV. Dengan catatan yang menjalani tes HIV sudah lewat masa jendela yaitu lebih dari tiga bulan setelah melakukan perilaku berisiko tertular HIV yang terakhir, misalnya, (a) laki-laki yang ngeseks tanpa kondom dengan perempuan yang berganti-ganti di dalam dan di luar nikah atau dengan perempuan yang sering ganti-ganti pasangan, seperti PSK, (b) serta perempuan yang ngeseks dengan laki-laki yang berganti-ganti di dalam dan di luar nikah dengan kondisi laki-laki tidak memakai kondom.

Tes konfirmasi adalah tes yang dilakukan terhadap contoh darah pada tes pertama dengan tes lain. Misalnya, tes pertama dengan ELISA, maka tes konfirmasi dengan tes Western blot. Atau seperti anjuran WHO, Badan Kesehatan Dunia PBB, tes pertama dengan ELISA sedangkan tes konfirmasi dengan ELISA tiga kali tapi dengan reagen dan teknik yang berbeda.

Nah, sekarang terpulang kepada kejujuran Babe. Apakah tes terhadap lima artis serta 30 yang lain memakai standar prosedur operasi tes HIV yang baku? *** [Syaiful W. HarahapAIDS Watch Indonesia] ***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun