Mohon tunggu...
Ineke Novianty Sinaga
Ineke Novianty Sinaga Mohon Tunggu... Freelancer - Public Relation

I am very passionate about writing! Melihat,membaca, menilai, menganalisa,menyindir, mentertawakan, menyukai, mengagumi, memperbaiki, mendukung.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menjadi Generasi Sandwich Itu Berat, Jangan Tanggung Sendiri, Yuk Cari Solusinya

20 Juli 2020   19:24 Diperbarui: 20 Juli 2020   19:26 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: hdmall.id

Sebutan generasi sandwich atau sandwich generation diberikan bagi mereka yang harus menannggung kebutuhan ekonomi bagi dirinya, keluarga intinya, dan keluarga orang tuanya. Kondisi ini biasanya banyak terjadi di negara berkembang, terutama yang nilai kekerabatannya sangat kuat. Apakah Anda termasuk dalam golongan generasi  sandwich? Jika ya, kata  Senior Manager Business Development Sequis Life, Yan Ardhianto Handoyo, ST, AWP, RFP tidak perlu juga disesalkan. Apalagi tidak memungkinkan dan kurang baik jika kita mengelak tanggung jawab tersebut. 

Lalu apa yang harus dilakukan oleh generasi sandwich? Hal terpenting adalah mampu mengelola pendapatan, ubah gaya hidup menjadi  sederhana supaya bisa menabung dan berinvestasi. 

Kemudian, penting untuk mengomunikasikan kondisi finansial Anda dan membuat komitmen bersama antara Anda dan keluarga serta mereka yang menjadi tanggungan Anda. Jika  sudah terkomunikasikan dan dapat dimengerti satu sama lain maka selanjutnya Anda dan mereka bisa menentukan solusi terbaik untuk mensiasati pendapatan yang ada dapat memenuhi kebutuhan secara teratur.

"Terjepit diantara dua kewajiban finansial sebagai seorang sandwich generation tentu tidak mudah, tetapi tidak dapat juga dihindari. Komunikasikanlah batasan yang bisa Anda tanggung, misalnya pos-pos pengeluaran apa saja dan berapa jumlah yang sanggup Anda penuhi, mengajak anggota keluarga lain, seperti saudara Anda lainnya untuk  ikut membantu menanggung kehidupan orang tua, dan mengajak semua orang dalam keluarga untuk  untuk hidup hemat. 

Dengan berbagi tugas dalam menanggung  biaya hidup orang tua, tentunya akan meringankan tanggungan Anda. Tetapi, kerja sama  tersebut perlu melihat kemampuan finansial masing-masing. Tidak perlu memaksakan kontribusi kakak atau adik apabila kondisi keuangan mereka juga sedang sulit," sebut Yan.

Persoalan  finansial perlu dikomunikasikan secara terbuka guna meredam persoalan baru yang bisa saja datang karena dari awal tidak ada kejelasan. Sebut saja kita bisa menjadi stres sendiri karena  harus memikirkan  persoalan keuangan bagi diri sendiri, keluarga inti, dan bagi pihak lain yang mengharapkan bantuan kita. 

Sementara mereka yang kita bantu, bisa merasa tidak enak  hati, tetapi apa daya karena tidak memiliki kesanggupan untuk memenuhi kebutuhannya sehingga mau tidak mau menelan pil pahit, yaitu hubungan keluarga menjadi renggang. Selain itu, jika tidak dikomunikasikan bisa membuat kita berutang sebab kita sudah memaksakan diri menanggung biaya kehidupan orang lain lebih dari kemampuan finansial diri.

 "Sebut saja biaya  listrik, belanja bulanan, dan pulsa telepon sudah Anda tanggung maka mungkin  pos-pos kebutuhan tersier, seperti jalan-jalan atau belanja barang yang bukan kebutuhan pokok bisa menjadi tanggung jawab saudara yang lain. Selain itu, jika pengeluaran Anda sedang banyak, misalnya perlu membayar uang masuk sekolah anak maka sebaiknya Ana memberitahukan pada keluarga Anda   bahwa  kemungkinan transferan pada bulan depan akan berkurang jumlahnya,"  tambah Yan.

Selanjutnya adalah mengamankan pos-pos pengeluaran utama,  seperti belanja bahan makanan, biaya listrik dan air, sekolah anak, transportasi, cicilan rumah, kendaraan, dan tagihan kartu kredit. Perlu juga menyisihkan sejumlah dana untuk asuransi karena asuransi adalah pelindung dari risiko hidup yang dapat mengganggu keuangan masa depan. 

Selanjutnya, siapkan juga dana untuk investasi jangka panjang. Jika nanti ada kelebihan dana barulah bisa dialokasikan pada pos  sekunder dan tersier, misalnya hiburan, belanja, nonton, beli baju baru, rekreasi, tetapi tetap dengan perhitungan matang dan bijaksana, dan hindari pemborosan.

Bagi yang memiliki cicilan kartu kredit, bayarlah sesuai besaran tagihan bukan pembayaran minimum karena menunda membayar kewajiban cicilan akan membuat tagihan bulan berikutnya menjadi lebih besar karena ada tagihan berjalan plus sisa cicilan tagihan bulan lalu dan bunganya.

Mengenai belanja rumah tangga, Anda bisa menerapkan prinsip wise spender " Kebutuhan keluarga harus dipenuhi, tetapi  sayangnya harga barang cenderung naik padahal pendapatan bersifat tetap. Untuk itu, agar pengeluaran tidak membengkak, salah satu caranya adalah memanfaatkan diskon atau cashback, belanjalah di tempat yang tidak jauh dari rumah untuk menghemat biaya transportasi, sebelum berbelanja sebaiknya catat apa yang dibutuhkan sehingga saat belanja bisa fokus pada catatan. Sebaiknya  anak  tidak ikut belanja agar tidak menambah pengeluaran. Ingatlah, dana belanja  jangan dihabiskan saat itu juga," sebutnya.

Lindungi Diri dan Keluarga Dengan Asuransi 

Generasi sandwich yang harus menghidupi keluarga dan orang tua  harus memastikan kebutuhan hidup keluarga terpenuhi termasuk juga memastikan mereka terlindungi dari berbagai risiko kehidupan terutama kebutuhan kesehatan.

Menjaga kesehatan pada umumnya dapat dilakukan dengan  makan bergizi, cukup istirahat, berolahraga teratur, hindari stres, dan menjaga kebersihan lingkungan. Tetapi, sakit tetaplah menjadi risiko yang datangnya tidak kita ketahui. Pun semakin tua usia orang tua maka risiko sakit akan semakin besar. 

Jika  sakit yang diderita tergolong berat maka yang dikhawatirkan adalah dapat mengguncang keuangan keluarga bahkan menyebabkan kemiskinan. Satu-satunya cara untuk menanggulangi risiko tersebut adalah dengan memiliki asuransi jiwa dan kesehatan karena dalam asuransi jiwa ada Uang Pertanggungan (UP) bagi ahli waris. Selain itu, dengan memiliki asuransi kesehatan,  biaya pengobatan akan ditanggung perusahaan asuransi sesuai perjanjian dalam buku polis.

Pertanyaannya, siapa yang harus dilindungi terlebih dahulu? Tentunya, sebagai tulang punggung keluarga, Anda haruslah memiliki asuransi jiwa karena jika terjadi risiko kehidupan, seperti kecelakaan, sakit atau meninggal dunia maka mereka yang menjadi tanggungan Anda masih dapat tetap melanjutkan hidup karena ada sejumlah uang yang berasal dari Uang Pertanggungan polis .Sedangkan asuransi kesehatan sebaiknya dimiliki oleh semua anggota keluarga walaupun sudah memiliki BPJS karena tidak semua biaya pengobatan menjadi tanggungan BPJS terutama jika menderita sakit parah sehingga perlu memiliki asuransi kesehatan tambahan agar keuangan keluarga tidak tergerus.

"Jika kita disiplin menerapkan tata kelola keuangan keluarga, berkomunikasi dan terbuka dengan anggota keluarga lain, dan memiliki asuransi jiwa juga asuransi kesehatan maka niscaya beban dari generasi sandwich tidak menjadi terlau berat dan Anda masih berkesempatan meraih hari esok yang lebih baik dan memutus pola generasi sandwich pada anak Anda. Jadi, jangan menunda untuk memperbaiki gaya hidup, berasuransi dan berinvestasi selagi sehat dan produktif," tutup Yan.

Artikel ini dibuat untuk mendukung publikasi Sequis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun