Mohon tunggu...
Indria Salim
Indria Salim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Freelance Writer, Praktisi PR di berbagai organisasi internasional (1990-2011) Twitter: @IndriaSalim IG: @myworkingphotos fb @indriasalim

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ulang Tahun TMII ke-40, Semoga menjadi Momentum Titik Balik Kejayaan Indonesia

31 Maret 2015   23:52 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:42 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kapan terakhir kalinya Penulis berkunjung ke Taman Mini "Indonesia Indah" (TMII)? Belum lama, namun hanya untuk menghadiri pernikahan seorang teman. Sebelumnya? Beberapa tahun lalu ketika mengantar teman dari Singapura. Sebuah kunjungan dari pagi sampai petang hari, meninggalkan kesan mendalam meskipun kami masih belum tuntas menikmati semua yang ada di sana.

Teman Penulis tidak henti berdecak sambil menyatakan kekagumannya tentang miniatur Indonesia yang sangat kaya dengan khasanah budaya dan keindahan seni yang beragam. Kami menyewa taksi, sehingga bisa menghemat waktu berkeliling dari satu anjungan ke anjungan berikutnya. Dari sekian banyak anjungan yang ada, kami mengunjungi anjungan Kabupaten Nias, Provinsi Sulawesi Selatan (Kabupaten Tana  Toraja, Anjungan Provinsi Bali, Provinsi Kalimantan Tengah (Rumah Dayak), Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Papua, Rumah Ibadah Konghucu, Buddha, Hindu, Museum Purna Bhakti Pertiwi, Museum Air Tawar, Taman Anggrek, dan lain-lain.

TMII adalah salah satu aset bangsa terbaik dan terpenting. Keaneka ragaman budaya, adat istiadat, seni arsitektur, dan segala bentuk keberagaman Indonesia terwakili di sini. The Unity in Diversity terwujud dalam bentuk TMII. Kekayaan seni, budaya, adat istiadat, arsitektur dan lingkungannya diwujudkan melalui Anjungan Daerah --- mewakili suku-suku bangsa yang berada di tiga puluh tiga provinsi se-Indonesia.

Anjungan provinsi ini berlokasi di sekitar danau dengan miniatur Kepulauan Indonesia, secara tematik dibagi dalam enam zona, yaitu Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali dan Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Anjungan ini juga menampilkan baju dan pakaian adat, busana pernikahan, kostum tari, serta artefak etnografi seperti senjata khas, perabot sehari-hari, dan kerajinan tangan. Semua ini adalah sarana untuk memberikan informasi lengkap tentang cara hidup tradisional berbagai suku bangsa di Indonesia. Dengan adanya  pemekaran wilayah di Indonesia sehingga jumlah provisi keseluruhannya menjadi tiga puluh empat provinsi, dibangunlah anjungan-anjungan provinsi baru seperti Bangka Belitung, Banten, Sulawesi Barat, Maluku Utara, Gorontalo, Kepulauan Riau, dan Papua Barat.

Mencermati prestasi TMII dalam tujuh tahun terakhir ini, membuat penulis menyimpan harapan tinggi agar kebanggaan nasional kita semakin berperan secara signifikan dalam menyatukan budaya bangsa. Terlebih bila diingat bahwa TMII sudah diwariskan oleh mantan Ibu Negara kedua, Ibu Tien Soeharto sejak empat puluh tahun yang lalu - tepatnya sejak dibuka pada tanggal 20 April 1975. Kini kewajiban kita untuk melestarikan, mengembangkan dan menjadikannya sebagai simbol perekat budaya bangsa, sekaligus berbagai peran penting lainnya yang perlu kita sadari penting dan urjensinya.

TMII memiliki semua yang diperlukan sebagai 'etalase nasional' yang 'hidup', khususnya bagi pengunjung yang ingin tahu lebih banyak tentang Indonesia dan seni budaya Nusantara, namun dalam waktu yang relatif terbatas.

Hal ini selain dilihat dari sisi pengunjung lokal termasuk pelajar dan generasi muda Indonesia, juga tamu-tamu Negara ataupun wisatawan asing. Oleh karena itu, maka TMII sungguh punya banyak peran penting yang multi fungsi, antara lain: sebagai sarana pendidikan informal, pengingat kepada seluruh warga tentang khasanah seni budaya Nusantara yang luar biasa indah dan kaya, obyek pariwisata yang memberi wawasan kenusantaraan secara lengkap dan terpadu, serta sarana rekreasi yang edukatif.

TMII sebagai sarana tidak langsung pendidikan informal menumbuhkan kesadaran pentingnya memahami akar budaya bangsa, memupuk cinta seni budaya, menguatkan kebanggaan dan rasa memiliki sebagai warga Negara, dan sarana menyampaikan kampanye kebudayaan yang lebih kreatif dan rekreatif. Dalam merealisasikan proses tersebut diperlukan berbagai cara dari TMII dalam mengemas potensi yang ada sehingga dapat menarik masyarakat untuk berekreasi.

TMII dengan program tahunan dan mingguan, menyajikan beragam bentuk peragaan seni dan budaya, yang ditampilkan melalui anjungan seluruh daerah di Nusantara. Ini tersaji baik melalui anjungan itu sendiri yang sifatnya statis, maupun pertunjukan dan peragaan budaya yang variatif dan dinamis.

TMII dengan beberapa prestasinya selama ini, membuktikan efektivitas strategi pelaksanaan kegiatannya --- secara umum di berbagai anjungannya, misalnya dalam event-event pameran, pertunjukan, peragaan, maupun acara latihan kesenian daerah.

TMIIsebagai sarana pemersatu budaya bangsa, perlu dioptimalkan potensinya --- dan ini juga demi pelestari kebudayaan Indonesia . Fungsi TMII jelas penting dan strategis, karena itu merupakan jendela informasidari masing-masing wilayah yang tercakup dalam seluruh provinsi di Indonesia.

Sambil menghitung mundur jelang perayaan ulang tahun Taman Mini "Indonesia Indah" yang ke empat puluh, mari kita dukung TMII dengan cara dan dalam kapasitas kita masing-masing, agar menjadi aset bangsa yang berfungsi optimal dalam merekatkan budaya bangsa Indonesia. Kalau bukan kita, siapa lagi? Sejujurnya, Penulis sudah lama kangen berkunjung ke sana. Ya, Penulis akan ke sana dalam waktu dekat ini.

Referensi:

http://id.wikipedia.org

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun