Banyak orang tahu pentingnya berolah raga, karena olahraga melancarkan peredaran darah, meningkatkan stamina dan kebugaran tubuh, intinya olah raga adalah salah satu cara menjaga kesehatan fisik.
Bagaimana dengan melakukan olahraga buat kesehatan otak kita?
Mungkin kebanyakan dari kita tidak menyadari bahwa kesehatan otak juga perlu dijaga, dan diupayakan.
Otak bukanlah bagian yang bisa kita anggap selalu bekerja dengan sendirinya. Ini karena otak, kalau kita menyadarinya -- adalah salah satu organ vital, seperti halnya jantung, paru-paru, hati, ginjal, dan lain-lainnya.
Kita cenderung mengira bahwa hal-hal yang berkaitan dengan otak hampir dipastikan terjadi secara otomatis, sampai suatu saat ada gejala atau masalah terkait fungsi otak. Ini misalnya saja -- kasus alzeimer, demensia, parkinson, dan mengecilnya volume otak. Ini serius!
Ada masalah, pada umumnya ada cara pencegahannya, mudah-mudahan. Dalam hal otak, para ahli kesehatan menyarankan kegiatan yang sifatnya melatih otak (brain exercises).
Pertama, meningkatkan kapasitas mental, kapasitas daya pikir.
Dalam olahraga, kita mengenal latihan angkat beban. Latihan ini berguna untuk meningkatkan jaringan ikat di otot agar otot kita lebih kuat.
Saya sendiri secara berkala melakukan latihan ini untuk menguatkan otot lengan dan bahu yang pernah cedera berat, alat yang Penulis pakai cuma dumbbell.
Hal yang sama, jika kita melakukan latihan "olahraga otak" dengan benar, maka akan ada peningkatan jaringan ikat antara neuron di otak. Gunanya, membantu otak berfungsi lebih baik dan lebih cepat. Pernah mendengar istilah lemot, telat mikir dan sejenisnya? Nah, inilah yang kita cegah dengan melakukan latihan otak.
Kedua, meningkatkan kemampuan daya ingat.
Mempelajari hal-hal baru  itu termasuk latihan menantang otak untuk bekerja lebih aktif.
Otak memang unik, semakin sering kita aktifkan, semakin banyak sel otak yang tumbuh dengan sehat.
Semakin "jarang dipakai", otak dipenuhi sel-sel mati. Itu penjelasan sederhana yang berhubungan dengan hipokampus -- bagian dari otak yang fungsinya mengumpulkan dan mengakses memori.
Ketiga, memperlambat terjadinya penurunan daya pikir (daya kognitif).
Meskipun mungkin tidak banyak yang dapat kita lakukan untuk benar-benar mencegah penurunan kognitif, namun melakukan aktivitas yang merangsang keaktifan otak dapat membantu mencegah atau menunda hidup gejalanya.