Mohon tunggu...
Indria Salim
Indria Salim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Freelance Writer, Praktisi PR di berbagai organisasi internasional (1990-2011) Twitter: @IndriaSalim IG: @myworkingphotos fb @indriasalim

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Menyepelekan Rasa Pegal Nyeri, Menuju Sukses Berkegiatan Terganjal

5 November 2017   00:04 Diperbarui: 1 Februari 2018   20:37 1126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pesepakbola keren berbagi cerita menjaga stamina dan hal lain, bersama Kompasianer |Dokpri

Sejak masih di bangku SLTP, saya suka olahraga lari. Olahraga lari saya lakoni sampai tahun 2012. Saking senang berolahraga lari, saya sering pergi sendiri keliling kompleks atau wilayah agak jauh – tempat yang nyaman buat olahraga lari. Maksudnya, jalur jogging yang cukup aman, dengan udara segar dan tidak banyak ranjau (kotoran hewan, bebatuan tajam, jalan berlubang yang membahayakan).

Begitu saya sudah bekerja, kadang aktivitas olahraga terkesampingkan saat jadwal sangat sibuk. Begitu mulai olahraga lagi, ada saja bagian otot yang kaget. Saya tahu, bila lama absen olahraga, maka kesempatan pertama memulai kembali pasti menderita pegal nggak ketulungan. Namun itu tidak berlangsung lama, paling satu sampai dua hari. Kalau agak parah karena olahraganya kelebihan porsi dan dilakukan secara sontak, ya pegal akutnya lebih lama lagi hilangnya.

Saya teringat peristiwa di kantor dulu. Sekretaris di departemen saya tidak masuk kerja, lalu menelpon bosnya, yang juga bos saya. Bos saya cerita ke semua stafnya, termasuk saya tentang Si Sekretaris yang tidak masuk karena kakinya sama sekali tidak bisa bergerak saking sakitnya. Dia tidak keselo atau terkilir, melainkan mengalami pegal akut dan nyeri otot. Dia harus dipapah untuk ke kamar mandi. Karena dia itu pembawaannya lucu sekali, kami teman satu departemen malah tertawa terpingkal-pingkal membayangkan Si Sekretaris itu sebenarnya sehat, tapi terkendala gangguan over dosis beryoga setelah lama tidak latihan. Ini bukan karena kami senang melihat orang lain menderita, namun ini karena biasanya Sekretaris ini membanggakan diri bisa melakukan yoga dalam jangka waktu lama dalam sekali latihan.
Nah, rupanya saat itu dia selain tidak melakukan peregangan otot, tidak memakai sarana pencegahan untuk kecenderungan kram kakinya, padahal sudah lama tidak latihan.

Mungkin karena saya yang termasuk tertawa-tawa mendengarkan Bu Bos memberitakan absennya Sekretaris, tidak selang lama saya mengalami kesakitan kaki karena mendadak kram. Wah saya kuwalat nih. Saat itu saya sedang berbelanja di sebuah hipermart yang berlokasi di supermal dekat rumah. Saya memakai sandal japit demi menghindari kaki pegal. Terbebas dari kaki pegal karena mengira saya toh hanya pakai sandal yang datar saja, sayangnya saya malah kesakitan karena kaki kram itu. Untung saya selalu sedia  geliga krim, jadi serangan kram segera teratasi.

Payah kan kalau setiap kali absen temporer, memulai lagi menderita lagi? Ini kan menghambat aktivitas keseharian. Yang harusnya ngantor, sempat minta izin nggak masuk meski hanya sehari. Gara-garanya karena saya nggak bisa berjalan. Betisnya mendadak seperti kena gejala tetanus. Sudah kaku, pegal, nyeri pula. Sampai suatu saat saya mampir ke apotik, dan melihat beberapa opsi obat dan lainnya, saya mencoba geliga krim .

Saya oleskan pada bagian yang pegal cenderung sampai hampir nyeri. Tipis-tipis tentunya, diusap pelan-pelan, begitu dua kali sehari. Sembuh deh. Yang istimewa dari geliga krim itu, panasnya memang jos gandos. Begitu dioleskan ke bagian yang menderita, efeknya terasa karena rasanya krimnya cepat meresap ke pori-pori kulit. Namun begitu, krimnya tidak mudah lengket, selain juga tidak berbekas. Itu yang saya suka.

Coba seandainya saya tidak menemukan geliga krim, lumayan puyeng khan? Tidur saja kalau pegalnya sudah akut, pasti juga terganggu terus. Bagusnya soal geliga krim itu, ukurannya ada dua macam. Awalnya saya membeli yang kecil dulu. Lain kali terasa pegal, saya membeli yang berukuran 60 Gram karena sekalian buat stok yang melengkapi kotak PPPK di rumah.

Geliga krim melengkapi isi kotak obat di rumah. Mengapa begitu? Saya dan anggota keluarga tidak perlu mengalami pegal berkepanjangan sejak mengenal krim yang khasiatnya hebat ini, antara lain dapat meringankan sakit dan nyeri punggung, pundak, atau persendian. Krim ini juga membantu sekali saat kita keseleo, terkena kram, dan masalah-masalah lain terkait otot. Daripada sakit duluan, mending melakukan pencegahan. Jadi sebelum beraktivitas cukup berat, termasuk berolahraga lari atau yoga dan senam, saya memakainya terlebih dulu. Sungguh membantu, karena rasa pegal sudah tidak dapat menyerang kita lagi.

Saya pernah terkena gejala bahu beku di pundak. Sakitnya luar biasa. Percaya atau tidak, saya malah mengajak tetangga terdekat melakukan Yoga rutin di tempat saya. Bahu beku tidak menjadi halangan buat saya berlatih yoga. Dalam gambar di sini, tampak lengan saya tidak lurus, ya karena frozen shoulder (bahu beku) itu. Lantas bagaimana saya bisa beryoga? Mungkin itu karena setiap akan beryoga, saya terlebih dulu mengolesi kaki (betis dan telapak kaki) dengan geliga krim yang desain kemasannya keren dan modern itu.

Krim untuk masalah otot ini memiliki kandungan yang membuat khasiatnya mantap, antara lain yaitu Menthol; dan Methyl Salicylate.

Jadi bagi saya lebih baik sedia payung sebelum hujan, lebih baik sedia geliga krim sebelum pegal datang. Sesuai aturan pakai, tidak perlu memakai secara berlebihan, karena krim ini panasnya lumayan, namun itulah yang menyembuhkan, atau mencegah pegal dan ketidaknyamanan otot lainnya. 

Salam Kompasiana! :: @IndriaSalim ::

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun