Mohon tunggu...
Indriana MS
Indriana MS Mohon Tunggu... Relawan

Gadis manis yang suka berpetualang untuk menjelajah dan bercerita

Selanjutnya

Tutup

Trip

Bengkel Kapal di Pelabuhan Labuhan Haji

17 April 2025   04:09 Diperbarui: 17 April 2025   04:09 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pos pengamanan laut yang terbengkalai.

laguk kembe ye te tolok lek te? (tapi kenapa dia ditaruh di sana?)”

ye sede jage mbak haha coba de ketuan sai sai bareh sengak ne ndek tiang terlalu taok ye, side wartawan mba? (dia rusak mungkin mba haha coba mba tanya siapa-siapa nanti soalnya saya juga ndak terlalu tahu, mba wartawan?”

haha ndek pak, tiang nyengek nulis (haha tidak pak, saya sedang nulis)”

Cukup lama mengobrol tentang hobi memancing bapak tua yang bernama pak Saleh itu saya pamit untuk berkeliling kembali di sekitar dermaga yang kata beberapa anak kecil nyeletuk “simbit” yang kalau diartikan ke bahasa Indonesianya menjadi Angker. Saya melangkahkan kaki saya ke dermaga sekitar sana. Dermaga ini masih bagus, tampak kokoh tapi tidak memiliki manfaat yang maksimal. Otak saya kembali berimajinasi, bagaimana kalau yang menjadi pondasi dan lantai dermaga yang saya injak ini adalah tumpukan uang kertas merah yang membentuk pondasi-pondasi dermaga?. Kira-kira bisa bantu puskesmas atau sekolah terpencil lebih bekerja optimal gak ya? Haha saya benci imajinasi saya di siang yang membuat saya ingin minum terus. Waktu menunjukan pukul 14.30 WITA, saya melanjutkan perjalan saya dengan motor kesayangan menuju tempat-tempat lain di dermaga Pelabuhan Haji. Mata saya mengarah ke mercusuar berwarna merah di seberang sana. Baiklah saya kesana. Saya kembali ke pertigaan yang diawal tadi. Saya melajukan motor biru saya lurus gak belok-belok. Saya menemukan dermaga baru lagi (berarti ini dermaga kedua). Dermaga itu tempat mengikat tali-tali raksasa yang menggenggam kapal-kapal seperti kapal bajak laut itu. Tali tambangnya ada juga yang sebesar lengan tangan saya loh (saya sampai mengukur si tali tambang itu dengan lengan saya sendiri). Saya belok lagi ke dermaga itu, ingin lebih dekat dengan kapal-kapal yang berwarna hijau dan terlihat usang karena besi-besinya yang berkarat. Angin siang menuju sore itu cukup keras. Beberapa kali tripod saya jatuh saat mengambil gambar yang saya usahakan estetik tapi gak estetik-estetik juga sih hehe… Saya mengambil dari berbagai posisi supaya bisa dapet angel yang menjual begituuuuu tapi ya begitulah, gambar semampunya. 

Banyak dari kapal ini sudah rusak dan tidak layak beroprasi. Dugaan awal saya kalau pelabuhan ini adalah bengkel kapal.

Salah Satu Dermaga
Salah Satu Dermaga

Tidak tahu mau ngapain lagi di dermaga kedua yang saya temui, saya melemparkan pandangan lagi pada bangunan di ujung laut lepas. Sepertinya ada yang menarik batin saya sambil menyalakan mesin motor. Tak mau kehilangan waktu akhirnya saya melajukan motor bebek ke jalan aspal yang kira-kira luasnya 2-3 meter. Ngeri-ngeri sedap karena anginnya besar, kiri kanan laut nah kalau kesapu kesana kan tinggal nama atau rugi dong (sebenarnya itu hayalan belaka saya hehe… ). Sebegitunya saya takut eh dengan santainya anak-anak yang baru bisa motoran ngebut-ngebutan sambil standing berpapasan dengan saya. (duhhhh ni bocah blom tahu rasanya sakit nyari duit! Babak belur  di aspal meronta deh masa depan lo pade!). 

Kira-kira kurang lebih berjarak 300 meter dari dermaga kedua tadi, saya sudah sampai di dermaga ketiga. Sebuah mercusuar kecil bercat merah muda menyambut saya. Angin ditempat ini lebih besar dari dermaga kedua sampai tripod saya yang terpasang kamera sebagai pemberat bisa jatuh (untung kamera saya gak berkeping keping karena yang di hantam saat jatuh adalah batu tajam hitam hiks...). Banyak pemancing di tempat ini, dari orang dewasa hingga anak kecil. Yang lumayan mencengangkan adalah para penjual kopi keliling menjajakan dagangannya dengan bahagia karena tentunya diserbu pembeli ditengah gempuran angin yang lumayan wosh... wosh... (mancing sambil ditemani kopi harga Rp 2.000 aja sampai bosen). Dari tempat ini saya bisa melihat bentuk kapal besar yang saya lihat di dermaga 1 dan 2 tadi. Hmmmm…  imajinasi saya tiba-tiba berjalan-jalan ke kapal Titanic versi imut karena melihat ujung depan kapal tempat rose dan jack berdiri berpelukan eaaaaa haha. Saya melihat ke arah air laut yang berwarna hijau dalam, ada ikan-ikan kecil sepertinya sedang memakan badan kapal di bawahnya (mungkin mereka makan lumut bukan besi kapal. Yang ada itu ikan-ikan jadi Iron Fish ya lagi kalau mencoba gigitin itu besi kapal hehe…). 

Bekas Mercusuar
Bekas Mercusuar

"ape pancing de tie pak? (apa yang sedang bapak pancing?)" saya melihat bapak itu memasukan kotak jaring seperti perangkap tikus berbentuk kotak yang ukurannya sebesar kotak sepatu kedalam laut.

"krujuk... (kepiting...)"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun