Mohon tunggu...
Indriana Eka
Indriana Eka Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Airlangga

saya suka kucing

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menguatkan Peran BLM di Era Digital: Strategi Optimalisasi Komunikasi, Advokasi, dan Kolaborasi Menuju Vokasi Adaptif

6 Agustus 2025   22:24 Diperbarui: 6 Agustus 2025   22:22 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Artikel Role play

Kelompok 17 (Drupadi)

Menguatkan Peran BLM di Era Digital: Strategi Optimalisasi Komunikasi, Advokasi, dan Kolaborasi Menuju Vokasi Adaptif

Badan Legislatif Mahasiswa (BLM) memegang peran kunci bukan hanya dalam pembuatan regulasi, tetapi juga sebagai jembatan aspirasi antara mahasiswa, BEM, dan fakultas. Di era digital ini, kehadiran aktif di ranah media sosial dan kanal online menjadi keharusan. Data terkini menunjukkan 89% mahasiswa vokasi aktif di Instagram, 84% di YouTube, dan 82% di TikTok. Untuk menjangkau audiens muda tersebut, BLM perlu menerapkan strategi komunikasi inovatif, advokasi isu-isu penting secara kreatif, dan kolaborasi luas dengan pemangku kepentingan. Dalam konteks tersebut, kita dapat membagi pendekatan BLM ke dalam tiga pilar utama: komunikasi digital dan penyaluran aspirasi, program legislasi dan advokasi berdampak, serta kolaborasi antar-organisasi dan pemangku kepentingan.

1. Optimalisasi Komunikasi dan Aspirasi Digital

Di tengah maraknya disinformasi dan rentang perhatian yang pendek, BLM harus memanfaatkan teknologi dan media sosial untuk menjangkau mahasiswa secara efektif. Berikut strategi konkret yang dapat diterapkan:

*Jaring Aspirasi Cepat dan Interaktif: Manfaatkan fitur interaktif di media sosial untuk menghimpun masukan mahasiswa. Misalnya, gunakan Instagram Story Polls atau TikTok Q&A untuk survei cepat, serta Google Forms untuk kuisioner aspirasi. Kampanye seperti "Suara Mahasiswa: Apa yang Perlu Diperbaiki?" dapat menunjukkan bahwa setiap pendapat diperhatikan. Dengan cara ini, BLM menerima masukan real-time dan membangun keterlibatan aktif warga kampus.

*Konten Visual dan Video Ringkas: Ubah informasi kompleks atau regulasi kampus menjadi format yang mudah dipahami. Buat infografis dan konten carousel di Instagram untuk menyajikan poin-poin utama secara visual. Selain itu, produksi video pendek di TikTok atau YouTube yang merangkum inti kebijakan kampus dengan bahasa sederhana. Ciri khas video TikTok yang singkat sangat efektif menarik perhatian mahasiswa dan menyampaikan informasi dalam potongan kecil yang mudah dicerna. Untuk informasi resmi, BLM juga bisa mengoperasikan kanal Telegram Channel sebagai media pengumuman cepat dan terpusat.

*Dialog Langsung dan Live Session: Adakan sesi tanya jawab atau diskusi langsung secara rutin, misalnya format live streaming bertajuk "Ngobrol Santai Bersama BLM". Melalui kegiatan ini, mahasiswa bisa berinteraksi langsung dengan anggota BLM. Libatkan pula organisasi mahasiswa lain atau dosen sebagai narasumber untuk memperkaya diskusi dan meningkatkan kredibilitas. Metode dialog interaktif ini menumbuhkan kepercayaan publik karena aspirasi didengar langsung, sekaligus menjembatani pemahaman atas isu-isu terkini.

*Lawan Disinformasi dengan Transparansi: Jadikan akun resmi BLM sebagai sumber informasi utama yang terpercaya. Pastikan branding konsisten (logo, tata warna, hashtag resmi) agar mudah dikenali. Segera klarifikasi berita keliru terkait kebijakan kampus melalui konten singkat. Selain itu, tampilkan konten behind-the-scenes (di balik layar) proses kerja BLM -- misalnya cuplikan rapat atau persiapan kebijakan -- untuk menunjukkan keterbukaan dan keaslian organisasi. Menurut strategi pemasaran, menampilkan momen nyata di balik layar dapat meningkatkan kepercayaan publik dan mengurangi hoaks.

2. Program Legislasi dan Advokasi yang Berdampak

BLM memiliki fungsi utama sebagai pengawas kebijakan kampus. Agar program kerja BEM sesuai kebutuhan mahasiswa dan selaras kebijakan fakultas, BLM perlu menjalankan pengawasan secara kreatif dan advokasi isu strategis secara proaktif:

*Kampanye Digital Berkelanjutan: BLM dapat memimpin kampanye isu penting (seperti kesehatan mental mahasiswa, inklusivitas, dan keberlanjutan) di platform digital. Rancang tagar khusus untuk tiap kampanye agar hasilnya mudah dilacak. Sajikan konten edukatif berupa video informatif, infografis, dan carousel Instagram yang menarik dan mudah dibagikan. Misalnya, video singkat tentang cara mengakses layanan konseling kampus atau infografis tentang pengelolaan sampah kampus. Konten yang seru dan relevan ini akan meningkatkan kepedulian mahasiswa terhadap isu-isu tersebut.

*Kolaborasi dengan Influencer dan Tokoh Kampus: Gandeng mahasiswa aktif, alumni inspiratif, atau figur pengaruh kampus untuk menjadi wajah kampanye BLM. Mereka bisa membantu menyebarkan pesan kampanye melalui akun media sosial mereka. Penjadwalan konten yang konsisten -- misalnya mingguan atau bulanan -- akan menjaga audiens tetap terlibat. Misalnya, seorang alumni sukses bisa berbagi cerita dalam video tentang pentingnya inklusivitas di jurusan vokasi, atau influencer mahasiswa memberikan tips menjaga kesehatan mental selama semester berjalan. Keterlibatan tokoh kampus ini meningkatkan jangkauan dan kredibilitas pesan BLM.

*Rapat Pleno Evaluatif BLM-BEM: Sebelum BEM melaksanakan program kerja, BLM menyelenggarakan rapat pleno bersama untuk meninjau rencana kegiatan dan memastikan selaras dengan kebutuhan mahasiswa serta kebijakan fakultas. Setelah kegiatan selesai, adakan lagi rapat evaluasi. Dalam forum ini, BEM melaporkan capaian program, sedangkan BLM memberikan masukan perbaikan. Dengan begitu, setiap program kerja dievaluasi bersama dan perbaikan berkelanjutan dapat direncanakan. Cara ini memastikan fungsi legislasi BLM tak sekadar administratif, melainkan adaptif dan berdampak langsung.

3. Kolaborasi Antar-Organisasi dan Pemangku Kepentingan

Membangun ekosistem vokasi yang adaptif memerlukan sinergi luas antara BLM, BEM, fakultas, alumni, industri, dan organisasi mahasiswa lainnya. Bentuk kolaborasi strategis berikut dapat memperkuat jaringan vokasi:

*Forum Kolaboratif Vokasi (FKV): Bentuk sebuah forum lintas pemangku kepentingan -- dosen, mahasiswa, alumni, dan praktisi industri -- yang rutin berdiskusi tentang arah pengembangan vokasi. Sebagai contoh konkret, adakan Vocational Stakeholder Summit yang mempertemukan perwakilan berbagai pihak untuk membahas tren keterampilan masa depan dan kebutuhan industri. Di forum ini, setiap pihak dapat berbagi informasi dan merumuskan roadmap pengembangan vokasi bersama.

*Program Magang dan Inkubasi Bisnis: Selenggarakan program magang tematik atau Startup Mentoring Hub bekerja sama dengan alumni dan mitra industri. Misalnya, buat program magang berbasis proyek nyata di perusahaan mitra sesuai bidang studi mahasiswa vokasi. Selain magang, dirikan inkubator bisnis untuk mendukung ide wirausaha mahasiswa, dengan pendampingan dari alumni wirausaha dan mentor profesional. Inisiatif ini meningkatkan keterampilan vokasional dan memperluas jaringan profesional mahasiswa.

*Pengembangan Platform Digital Kolaboratif: Ciptakan aplikasi atau platform online (misalnya "KolaborasiVokasi.id") yang memuat informasi kegiatan vokasi, modul pembelajaran dari praktisi, forum diskusi proyek kolaboratif, dan kalender acara antar organisasi mahasiswa. Platform ini menjadi pusat informasi terpadu bagi mahasiswa vokasi, memudahkan koordinasi acara dan akses materi profesional. Aplikasi semacam ini juga memfasilitasi komunikasi lintas unit, memperkuat jejaring antarkomunitas vokasi.

*Gerakan Sosial dan Kampanye Bersama: Inisiasi kampanye lintas UKM, HMJ, atau komunitas mahasiswa lain. Misalnya, kampanye "Vokasi Digital Hijau" yang menggabungkan pelatihan digital marketing ramah lingkungan bersama kelompok pecinta lingkungan. Atau kegiatan literasi digital untuk siswa sekolah menengah atas, ditangani bersama UKM program studi lain. Kolaborasi semacam ini tidak hanya mempromosikan kepedulian sosial, tetapi juga memperkenalkan mahasiswa vokasi pada isu kewirausahaan dan teknologi terkini.

*Forum Organisasi Mahasiswa (Ormawa): Bentuk forum koordinasi rutin antar UKM, HMJ, dan komunitas kampus untuk menyinkronkan agenda dan mendukung kegiatan bersama. Melalui forum Ormawa, organisasi mahasiswa dapat mengangkat isu kolektif (misalnya fasilitas kampus atau kegiatan vokasional), berbagi sumber daya, serta menghindari bentrokan jadwal acara. Koordinasi ini menjadikan ekosistem mahasiswa lebih terintegrasi dan saling mendukung.

*Kolaborasi dengan Alumni dan Dunia Industri: Perkuat hubungan dengan alumni dan perusahaan melalui program seperti "Mentor Vokasi". Dalam program ini, alumnus dan praktisi industri menjadi mentor yang memberikan pelatihan, seminar karier, atau sesi one-on-one mentoring bagi mahasiswa vokasi. Misalnya, adakan webinar karier dengan alumni sukses atau workshop persiapan kerja yang dipandu profesional industri. Keterlibatan alumni dan industri memastikan kurikulum dan keterampilan mahasiswa selaras dengan kebutuhan pasar kerja.

Dengan memadukan optimisasi komunikasi digital, program legislasi inovatif, dan kolaborasi lintas pihak seperti di atas, BLM dapat tampil sebagai aktor utama dalam membangun kampus vokasi yang adaptif dan berpihak pada mahasiswa. Transformasi digital bukanlah hambatan, melainkan kesempatan bagi BLM untuk memperkuat peran sebagai pengawal aspirasi dan kebijakan. Implementasi strategi-strategi ini akan membantu menciptakan ekosistem vokasi yang inklusif, kolaboratif, dan siap menghadapi tantangan masa depan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun