Mohon tunggu...
Indra Purnomo
Indra Purnomo Mohon Tunggu... Freelancer - Menanam cinta di setiap langkah

Meninggalkan dan ditinggalkan adalah hal yang menyakitkan. Namun jangan khawatir akan hal tersebut, kita dapat bertemu tanpa meminta.

Selanjutnya

Tutup

Money

Angka-angka yang Mengubah Jakarta akibat Pandemi Covid-19

24 April 2020   12:49 Diperbarui: 24 April 2020   13:06 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) telah mengakibatkan jumlah pemutusan hubungan kerja semakin melonjak. Bukan hanya lonjakan, klaim jumlah penurunan tonase sampah juga dirasakan sejak Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diberlakukan di Jakarta. 

Melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2020 Permenkes No.9 Tahun 2020 tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar, aktivitas pergerakan manusia dibatasi dengan adanya pedoman tersebut.  

Ada pelarangan, pembatasan, dan pengecualian bagi wilayah yang menerapkan PSBB. Antara lain ialah pelarangan kegiatan sosial dan budaya, pembatasan kegiatan, pembatasan transportasi, pembatasan kegiatan keagamaan, dan tempat usaha yang boleh beroperasi.

Sudah ada 9 provinsi yang disetujui menerapkan PSBB di wilayahnya yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Riau, Banten, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Utara. 

Aturan tersebut diberlakukan dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-19. Peraturan ini telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia Terawan Agus Putranto pada Jumat (3/4/2020) lalu.

Melalui angka-angka yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19, Jakarta terlihat telah berubah.

2,8 juta

Pemutusan hubungan kerja (PHK) dan dirumahkan

Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Kementerian Ketenagakerjaan B Satrio Lelono mencatat jumlah pekerja yang terkena PHK dan dirumahkan sudah mencapai 2,8 juta karena dampak pandemi Covid-19. 

Selain itu Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pandemi Covid-19 akan menambah jumlah pengangguran sebanyak 2,9 juta hingga 5,2 juta orang dalam skenario terberat. 

Sebelumnya Presiden Republik Indonesia Joko "Jokowi" Widodo meminta kepada para pengusaha untuk berusaha sekeras mungkin agar mempertahankan pekerja mereka walaupun usahanya sedang tertekan akibat pandemi Covid-19.

20.000

Relawan Covid-19

Hingga Senin 13 April 2020 lalu Juru Bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan jumlah relawan untuk penanganan virus korona mencapai 20.000 orang.

Yuri sapaan akrab Achmad Yurianto juga menjelaskan bahwa data tersebut merupakan jumlah relawan yang mendaftarkan diri ke gugus tugas tingkat daerah dan nasional. Ia juga mencatat jumlah donasi dari masyarakat yang telah ditampung Gugus Tugas Penanganan Covid-19 per Senin 13 April 2020 telah menembus Rp 196 miliar.

Menurutnya hal tersebut merupakan bukti kepada masyarakat internasional bahwa gotong royong merupakan budaya utama bangsa.

620

Klaim penurunan tonase sampah

Selama 16-31 Maret 2020 setelah adanya penerapan bekerja dari rumah telah terjadi penurunan tonase sampah dari Jakarta menuju Bantargebang dengan rata-rata 620 ton per hari. 

Klaim tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Andono Warih. Ia mengatakan penurunan aktivitas masyarakat berdampak pada berkurangnya timbulan sampah. 

Andono menuturkan penurunan berat sampah yang paling terlihat berasal dari sumber komersial seperti hotel, pusat perbelanjaan, restoran dan perkantoran serta tempat wisata. Pasalnya, banyak dari tempat-tempat tersebut yang mengurangi operasinya di tengah pandemi Covid-19.

Andono dan pihaknya mengimbau masyarakat untuk lebih giat mengurangi sampah di rumahnya. Hal itu dapat dilakukan dengan cara memisahkan sampah organik dan anorganik yang dapat didaur ulang. 

PM2,5

Kualitas udara membaik

Setelah 28 tahun kualitas udara di Jakarta menjadi baik selama kebijakan pembatasan aktivitas sosial atau social distancing diberlakukan. Udara di Jakarta menjadi bersih dengan kategori baik yaitu nilai PM2,5 rata-rata sebesar 18,46 g/m3.

Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) Ahmad Safrudin mengatakan nyaris setelah 28 tahun kualitas udara di Jakarta pada kategori baik. Dengan catatan, tidak ada laporan kualitas udara Jakarta sebelumnya. 

Baru pada tahun 1994 ada laporan resmi dari United Nations Environment Programme (UNEP). Meskipun tidak ada laporan resmi sebelum tahun 1994, Puput sapaan akrab Ahmad Safrudin memprediksi 5 tahun sebelumnya atau sejak 1989, kualitas udara di Jakarta sudah buruk. 

Hal itu berdasarkan analisis perbandingan kualitas udara dari tahun ke tahun oleh KPBB. Puput mengakui kualitas udara di Jakarta baru bisa terdeteksi setelah ada laporan resmi dari UNEP pada 1994. Puput menjelaskan kondisi udara baik di Jakarta saat ini terjadi setelah diberlakukan social distancing. 

Jika 10 hari pertama social/physical distancing (16 -- 25 Maret 2020) belum berhasil menurunkan pencemaran udara di Jakarta, maka berbeda dengan pelaksanaan 10 hari kedua social/physical distancing (26 Maret -- 4 April 2020), pencemaran udara di Jakarta telah turun drastis sehingga kualitas udara mendekati kategori baik.

Meski begitu kondisi kualitas udara baik ini rentan, karena bisa jadi minggu ini mungkin bisa buruk lagi.

34,52%

Penurunan pengguna angkutan umum

Pengguna angkutan umum di Jabodetabek mengalami penurunan pada masa pandemi Covid-19 yang sudah terjadi sebelum pemberlakuan PSBB.

Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Polana B Pramesti menyatakan, khusus di DKI Jakarta pada Maret 2020 sudah mulai terjadi penurunan pengguna angkutan umum massal yang cukup berarti.

Penurunan pengguna Transjakarta sudah dimulai sejak awal Maret yaitu sebesar rata-rata 550.000 orang per hari atau turun 34,52 persen dibandingkan jumlah penumpang normal pada Januari 2020.

Polanan mengatakan, selama Maret 2020 sampai dengan 15 April 2020 telah terjadi penurunan jumlah pengguna Transjakarta yaitu lebih kurang 83.000 orang per hari. Padahal dalam kondisi normal misalnya pada Januari 2020 jumlah penumpang mencapai lebih kurang 840.000 orang per hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun