Mungkin saat ini sudah menjadi hal biasa bagi seseorang dalam memberikan label kafir kepada orang lain. Saya saja tidak tahu nasib saya akan seperti apa. Ini malah dengan mudahnya menentukan nasib seseorang. Bayangkan, hanya berbeda pilihan politik bisa disebut sebagai seorang kafir.
Padahal seorang ulama pun cukup berhati-hati untuk memberi label kafir kepada sesama muslim. Sebenarnya dari ucapan mengkafirkan seseorang itu ada anggapan bahwa saya lebih baik dari dia : lebih suci, lebih beriman dan pasti masuk surga ketimbang dia.
Sebaiknya kita sebagai manusia harus merenung kembali apa yang sudah kita perbuat. Jangan sampai mendahului Tuhan hanya karena kita menentukan keimanan orang lain. Semestinya kita dapat hidup secara damai tanpa memberikan label kafir kepada siapa pun dan menyadari bahwa hal tersebut baik untuk kita amalkan. Â Â