Stres harus ada agenda meeting mingguan, ketemu bos galak, tugas yang seakan tidak ada habisnya, teman toxic, kemacetan atau rutinitas lain yang membosankan.Â
Perlahan kondisi ini bisa membuat orang stres, depresi yang menunjukan kesehatan mental di tempat kerja terganggu. Siapa yang tidak akan stres baru sampai kantor tiba-tiba sudah mendengar teriakan atau marahan atasan karena masalah sepele.Â
Berbanding terbalik jika kita WFH dengan mengandalkan virtual meeting. Seandainya sedang badmood atau marah-marah, kita seakan lebih tenang dan emosi bisa terkontrol. Bahkan tidak sedikit yang menganggap omelan secara virtual ibarat masuk kuping kanan, keluar kuping kiri.Â
Bagi karyawan introvert, sistem WFH akan terasa menyenangkan. Ini karena mereka tidak perlu bertemu dengan teman kerja yang dianggap toxic atau super menyebalkan. Apalagi jika dirinya sering jadi bahan bully atau gosip di kantor.Â
#2. Momen Kebersamaan Terasa Berharga
Jika dulu banyak anak menganggap orangtua terlalu sibuk bekerja sehingga tidak ada waktu kebersamaan dengan dirinya. Kini sejak ada sistem WFH, anggapan ini perlahan menghilang.Â
Teman saya yang bekerja di Jakarta harus tinggal jauh dengan anaknya yang tinggal dengan orangtua di Malang. Dirinya sempat curhat karena sedih dan kangen karena tinggal berpisah dengan anak dan tidak bisa melihat tumbuh kembang si anak.Â
Ketika ada WFH, dirinya merasa bahagia. Ia bahkan mengerjakan tugas kerjaan di kampung halaman dan bisa berkumpul bersama keluarga. Ini menunjukan WFH mampu membangun momen kebersamaan dengan orang terkasih meski sedang berada di waktu sibuk.Â
Selama WFH, anak bisa berkumpul dengan orangtua. Orangtua bisa melihat perkembangan anak, membantu mengajari anak belajar atau tidak ada lagi pulang malam karena sibuk bekerja.Â
# 3. WFH Menghemat Pengeluaran