Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Keindahan Galungan dan Kenangan Masa Kecil

8 Juni 2022   12:11 Diperbarui: 8 Juni 2022   16:07 1709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Umat Hindu sedang melakukan upacara keagamaan di salah satu pura di Ubud, Bali.| Sumber: Shutterstock.com/olegd via Kompas.com

Hari ini, Rabu 8 Juni 2022 umat Hindu tengah merayakan Hari Raya Galungan. Seberapa istimewanya Hari Raya Galungan?

Patut diketahui bahwa Galungan adalah Hari Raya terbesar bagi umat Hindu sama seperti Paskah bagi kristiani atau Idul Fitri bagi umat muslim. 

Bagi masyarakat non Hindu masih mengganggap Nyepi sebagai hari raya terbesar karena termuat dalam libur nasional sehingga tidak banyak yang mengetahui hari raya Galungan.

Galungan dirayakan oleh umat Hindu setiap 6 bulan sekali yang jatuh pada hari Budha Kliwon Dungulan atau Rabu Kliwon Dungulan dalam sistem kalendar Saka yang umum digunakan di Bali. Artinya dalam 1 tahun, umat Hindu akan merayakan 2 kali Galungan.

Secara khusus Galungan dimaknai sebagai peringatan kemenangan Dharma (kebaikan) melawan Adharma (keburukan). Salah satu wujud dari kemenangan ini seperti keberhasilan manusia dalam mengendalikan hawa nafsu yang cenderung merusak.


Sebagai manusia biasa, hawa nafsu seperti ingin menjadi yang terhebat, iri dengan pencapaian orang lain, ingin merampas hak orang lain, tidak berlaku adil, suka menyombongkan diri dan lainnya masih susah terlepas dari kehidupan kita. 

Namun ketika kita berhasil menekan hawa nafsu tersebut bisa menjadi sebuah keberhasilan dalam diri dimana menjadikan kita sosok yang bijaksana dan dewasa.

Di Bali, 1 hari sebelum peringatan Galungan diperingati sebagai Penampahan Galungan. Masyarakat lokal mulai disibukkan dengan pemasangan batang bambu yang dibuat melengkung dengan berbagai hiasan yang dikenal dengan istilah penjor.

Masyarakat Hindu Yang Sembahyang Saat Galungan | Sumber Kumparan
Masyarakat Hindu Yang Sembahyang Saat Galungan | Sumber Kumparan

Penjor yang dipasang di depan rumah melambangkan Naga Basuki yang dimaknai sebagai kesejahteraan dan kemakmuran. 

Menguntip dari beberapa sumber penjor yang dipasang saat Galungan akan dihiasi oleh beberapa perlengkapan seperti:

  • Pala bungkah yang berisikan umbi-umbian seperti ketela rambat
  • Pala Gantung yang berupa kelapa, pisang, mentimun serta pisang
  • Jajanan khas
  • Sanggah Ardha Candra sebagai tempat sesajen upacara (Sumber Klik Di sini) 

Kenanganku Masa Kecil Saat Galungan

Sejak SD saya tinggal di Bali bersama dengan nenek dari ibuku yang beragama Hindu. Ada banyak keseruan dan kenangan indah khususnya saat akan merayakan Galungan. 

Pernah mendengar plesetan Bali = Banyak Libur? Ungkapan ini memang benar karena saat saya masih usia sekolah, saat Galungan dan Kuningan sekolah akan diliburkan hinggu 2 minggu. 

Bayangkan setahun ada 2 kali peringatan Galungan dan Kuningan artinya saya merasakan libur cukup panjang. Belum termasuk libur hari raya lain seperti Pagerwesi, Saraswati dan peringatan lainnya. 

Penjor Yang Tertata Rapih Saat Galungan | Sumber Situs Street Bali
Penjor Yang Tertata Rapih Saat Galungan | Sumber Situs Street Bali

Aktivitas rutin saat Galungan, saya membantu paman untuk menyiapkan Penjor. Pemasangan hiasan penjor ini cukup menyita waktu dan tenaga sehingga butuh keterlibatan banyak orang agar pemasangan penjor cepat selesai. 

Kini memang ada jasa penjor jadi yang harganya sekitar 300 ribu. Biasanya penjor jadi ini banyak dicari bagi yang sibuk dan tidak waktu pembuatan atau tidak ingin lelah. Kelebihan membuat sendiri, kita bisa menentukan liukan hiasan agar tampil lebih indah. 

Pajegan Atau Gebogan yang Disiapkan Saat Galungan | Sumber Kumparan
Pajegan Atau Gebogan yang Disiapkan Saat Galungan | Sumber Kumparan

Nenek mulai sibuk mempersiapkan sarana upacara dan menata buah-buahan yang dikenal istilah Pajegan atau Gebogan. Ini adalah momen menyenangkan karena saat Galungan di keluarga akan ada pesta buah. 

Biasanya nenek akan membeli beberapa buah dan makanan sebagai hiasan Pajegan seperti apel, pisang, anggur, pear, salak, manggis, kue mangkok atau bolu. 

Bisa ditebak menjelang Galungan, harga buah dan sarana upacara akan meningkat tajam. Sudah lumrah nenek sering membeli jauh-jauh hari agar bisa menghemat biaya. 

Saya personal salut dengan tradisi masyarakat Bali yang totalitas dalam menyambut upacara atau hari raya keagamaan. Menata Pajegan pun tidak bisa sembarangan. Ada pakem khusus agar Pajegan bisa terlihat indah. 

Hal kocak yang masih ku ingat, nanti saat upacara selesai. Saya akan berebutan dengan saudara sepupu mengincar buah favorit. Biasanya yang paling diincar adalah apel, manggis dan anggur. Tentu ada rasa kesal jika buah ini gagal didapat. 

Saat Galungan tiba, saya yang masih kecil sering diajak ke Pura keluarga. Namanya masih bocah, saya menurut saja ajak nenek. 

Ada rasa senang ketika menggunakan pakaian adat bali. Kemeja putih, bawahan menggunakan kamen dan dilapisi kain kuning, menggunakan udeng di kepala. Saya merasa tingkat ketampanan diri meningkat jika menggunakan pakaian Bali. 

Masyarakat Hindu Yang Tengah Sembahyang | Sumber Detik.com
Masyarakat Hindu Yang Tengah Sembahyang | Sumber Detik.com

Bagi yang perempuan akan menggunakan kebaya, kain kamen, aksesoris diri dan rambut disanggul sederhana. Disaat inilah para "bidadari" gadis bali lengkap dengan busana upacara sembahyang di pura. 

Mengingat Galungan merupakan hari raya besar, keluarga di daerah perantauan akan rela balik ke kampung halaman untuk sembahyang dan kumpul bersama. 

Disini menjadi momen spesial melihat dan menyapa keluarga besar. Bercengkrama dan bermain dengan saudara yang seumuran. 

Selepas upacara, saya dan saudara sepupu biasanya rebutan mencari Sari. Sari ini umumnya berupa uang serta cemilan yang diletakkan di atas canang sebagai sarana upacara. Lumayan untuk tambahan uang jajan saat Galungan

Di momen ini supermarket akan mulai dipenuhi oleh pengunjung khususnya keluarga yang mengajak anak kecil. Saya sering bersama sepupu berjalan kaki ke supermarket atau mall terdekat untuk belanja. 

Umumnya anak kecil akan mendapatkan semacam uang jajan dari orang tua untuk digunakan membeli barang kesukaan. Ditambah dari uang sari yang didapat, kami yang masih kecil digunakan untuk main dingdong, membeli pakaian baru atau mainan baru. 

***

Ada kenangan indah yang saya rasakan ketika masih kecil saat memperingati Galungan. Selain hari libur yang panjang, saya bisa mengenal kebiasaan masyarakat Bali mempersiapkan diri menyambut Galungan mulai memasang penjor, menyiapkan pajegan, memasak kuliner khas seperti lawar bali dan masih banyak lainnya. 

Secara personal saya mengucapkan selamat Hari Raya Galungan dan Kuningan bagi Kompasianer maupun pembaca yang merayakan. Semoga Kebaikan (Dharma) selalu menyertai kita semua. 

Semoga Bermanfaat

--HIM--

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun