Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Fenomena Anjing Terlantar di Bali

20 Januari 2022   15:47 Diperbarui: 16 Februari 2022   22:16 7989
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anjing terlantar di Bali. Foto: Dicky Bisinglesi/picture alliance

Anjing Yang Ditelantarkan Pemilik | Sumber Okezone
Anjing Yang Ditelantarkan Pemilik | Sumber Okezone

Alhasil ketika sudah bosan, si pemilik mulai ogah dan terkesan menelantarkan anjingnya tersebut. Sejak kecil, fenomena ini sering saya temukan. 

Anjing dewasa dibiarkan mencari makan sendiri. Tidak jarang anjing ini memilih mencari makanan di tempat sampah hingga lokasi yang banyak ada kerumunan orang. 

3. Anjing Kondisi Tidak Sehat

Ada ras atau tipe anjing tertentu yang butuh perawatan khusus. Anjing ini tidak boleh makan sembarangan, harus berada di suhu dingin, hingga harus rutin diberikan vitamin. 

Tidak jarang anjing dengan perawatan seadanya jadi sakit, tidak mau makan, badan kurus, bulu rontok, kutuan hingga terkena penyakit. 

Anjing Tengah Sakit | Sumber Pixabay
Anjing Tengah Sakit | Sumber Pixabay

Sayangnya ketika anjing kondisi tidak sehat, si pemilik makin ogah untuk merawat. Mereka merasa anjingnya tumbuh tidak sesuai ekspetasi mereka atau si anjing telah menjadi beban tambahan. 

Tidak jarang anjing kondisi tidak sehat ini dibiarkan begitu saja hingga mati. Atau dibuang agar tidak menjadi beban pemilik lagi. 

Ini pun terjadi pada anjing yang terluka, lumpuh atau cacat karena suatu hal. Seperti kecelakaan atau insiden khusus. Ketertarikan si pemilik berkurang karena si anjing cacat. 

4. Pemilik Pindah Tempat atau Ada Kondisi Khusus

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun