Atasan memberikan vitamin dan hadiah kebutuhan bayi ketika hendak memasuki proses lahiran. Teman kerja pun rajin memberikan makanan dan buah yang cocok dikonsumsi ibu hamil. Mereka seakan ikut berbahagia atas kehamilan rekan kerjanya.Â
Ada 1 tradisi positif yang dilakukan karyawan di kantor Pasuruan. Ketika ada rekan kerja yang baru melahirkan atau istri dari salah satu karyawan melahirkan. Mereka akan rutin mengumpulkan sumbangan dan membelikan kebutuhan bayi dari hasil sumbangan tersebut.Â
Bahkan jika yang melahirkan adalah rekan kerja, 1 minggu sebelum cuti melahirkan berakhir. Mereka mengagendakan kunjungan sekaligus berkenalan dengan adik bayi meskipun adik bayi ingat dengan mereka. Hehe
Hal positif yang bisa diambil, support seperti ini sangat dibutuhkan oleh karyawan hamil. Mereka merasa dipedulikan oleh rekan kantor dan lingkungan kerja pun nyaman untuk dirinya.Â
Pikiran yang tenang dan bahagia selama kerja tentu akan mempengaruhi pertumbuhan janin. Jangan sampai karyawan hamil mengalami stres karena tekanan kerja atau konflik dengan rekan atau atasan membuat pertumbuhan janin terganggu atau dalam kondisi ekstrem, si ibu stres dan mengalami keguguran.Â
***
Anak adalah berkah dan banyak pasangan yang berbahagia ketika sang istri tengah mengandung apalagi jika itu merupakan anak pertama. Adakalanya ada situasi dimana karyawan yang tengah hamil harus tetap bekerja karena faktor ekonomi atau alasan tertentu.Â
Manajemen perusahaan sebaiknya ikut memberikan dukungan terhadap karyawan hamil dengan 4 hal sederhana yang sudah saya paparkan diatas. Harapannya kerjaan tetap terselesaikan dengan baik dan kondisi kandungan juga sehat hingga proses melahirkan.
Mungkin ada sobat Kompasiana yang bisa sharing pengalaman di kolom komentar tentang situasi harus bekerja ditengah situasi hamil. Siapa tahu kisah tersebut dapat bermanfaat bagi pembaca lainnya.Â
Semoga Bermanfaat
--HIM--