Biarlah mahasiswa-mahasiswa ataupun alumnus-alumnus pendidikan sejarah dan ilmu sejarah menggores ujung penanya sendiri, tanpa perlu bubar-bubaran sebagai peminat bacaaan-bacaan berdebu.Â
Toh, dari ujung pena sejarawan inilah generasi masa kini hingga masa depan tahu: siapa yang layak jadi pecundang. Atau, tak ditulis sama sekali, karena tak bernilai historis.
Tertumpang sikap tunduh kepada Mpu Khaldun dan Mpu Prapanca. Semoga, tidak ada nama jalan Ibnu Khaldun di negeri selatan ini...
Jakarta, 30 Oktober 2019
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!