1.Menyadari Kehadiran Allah Setiap Saat: Dalam aktivitas harian, manusia menempatkan Allah sebagai pusat orientasi. Misal, bekerja bukan hanya untuk uang, tapi juga untuk amal dan kebermanfaatan.
2. Mengintegrasikan Iman dan Akal: Menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi secara bertanggung jawab, bukan sekadar untuk ego atau keserakahan.
3. Meneladani Nabi dalam Tindakan Sosial: Etika sosial seperti kejujuran, keadilan, dan empati diterapkan dalam keluarga, pekerjaan, dan masyarakat.
4. Merefleksikan Dunia dan Alam sebagai Tanda Allah: Menjaga lingkungan, menghargai ciptaan, dan hidup selaras dengan nilai spiritual.
Penutup: Kembali ke Pusat Makna
Krisis spiritualitas modern adalah panggilan untuk kembali ke pandangan dunia Islam. Dengan tauhid sebagai pusat dan kenabian sebagai teladan, manusia dapat menemukan ketenangan dan arah hidup yang sejati.
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya..."
(QS. Al-Baqarah [2]:286)
Dunia boleh bising, tapi kesadaran akan Allah menghadirkan keheningan yang menyelamatkan. Tauhid bukan hanya keyakinan, tetapi panduan hidup, membimbing manusia agar tetap bermakna, bermoral, dan selaras dengan alam dan sesama.
Di tengah hiruk-pikuk modernitas, tauhid adalah kompas yang menuntun manusia kembali ke pusat makna, menghadirkan ketenangan, dan menguatkan keimanan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI