Mohon tunggu...
Indra Gunawan
Indra Gunawan Mohon Tunggu... -

mencari ilmu, beribadah, dan bermanfaat !!!!

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Apakah Dukungan Sosial berpengaruh pada Motivasi untuk Sembuh ?

7 Januari 2016   17:27 Diperbarui: 7 Januari 2016   17:38 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Tindakan perawat yang dilakukan untuk memberikan keamanan dan kenyaman semaksimal mungkin pada pasien juga diharapkan dapat membentuk sikap pasien. Fishbein dan Ajzen (1980) memandang sikap sebagai presdiposisi yang dipelajari untuk merespon secara konsisten dalam cara tertentu berkenaan dengan obyek tertentu[16]. Seperti yang dikemukakan diatas berarti sikap pasien merupakan hasil respon pasien terhadap tindakan perawat.

Dalam referensi lain sikap kemudian juga diartikan sebagai sikap terhadap obyek tertentu, atau sikap pandangan, sikap perasaan, dimana sikap tersebut disertai dengan kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikap itu[17]. Adanya sikap pandangan, sikap perasaanp pasien itulah yang kemudian diharapkan akan berpengaruh pada diri pasien atas tindakan perawat atau petugas lainya di rumah sakit.

  Pengaruh dalam hal ini merupakan suatu bentuk motivasi yang harapan akhirnya akan membantu dalam proses penyembuhan. Seperti yang dijelaskan Krech dan Crutchfield (1987) mengenai  sikap sebagai organisasi yang bersifat menetap dari proses motivasional, emosional, perseptual dan kognitif mengenai beberapa aspek individu[18]. Jadi terbentuknya sikap nantinya diharapkan akan  memotivasi pasien untuk sembuh.

Dengan adanya motivasi inilah diharapkan akan menjadikan pasien menjadi lebih cepat untuk sembuh. Motivasi dipandang suatu istilah umum yang menunjuk pada pengaturan tingkah laku individu dimana kebutuhan-kebutuhan atau dorongan-dorongan dari dalam dan insentif (semacam hadiah) dari lingkungan mendorong individu untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhannya atau berusaha menuju tercapainya tujuan yang diharapkan[19]. Tujuan yang diharapkan dalam hal ini adalah harapan untuk sembuh.

Dengan adanya dukungan sosial baik dari keluarga, maupun perawat diharapkan akan membentuk sikap pasien untuk memotivasi dirinya menjadi sembuh. Penelitian yang berkaitan dengan hal ini  sudah pernah dilakukan . Rizki Hardhiyani pada tahun 2003 telah melakukan penelitian berjudul Hubungan Komunikasi Therapeutic Perawat Dengan Motivasi Sembuh Pada Pasien Rawat Inap. Penelitian dilakukan di RSUD Kalisari Batang dengan subjek 127 pasien di ruang melati. Hasil peneitin ini menunjukkan bahwa komunikasi  therapeutic  dengan motivasi sembuh pasien rawat inap saling mempengaruhi dimana semakin tinggi komunikasi  therapeutic  perawat semakin tinggi pula motivasi sembuh pasien rawat inap begitu juga sebaliknya semakin rendah komunikasi  therapeutic  perawat maka semakin rendah pula motivasi sembuh pasien rawat inap[20].

Dari penjelasan mengenai penelitian yang sudah dilakukan oleh Rizki Hardhiyani, secara umum kita dapat menyimpulkan ternyata memang benar bahwa kesembuhan pasien tidak hanya dipengaruhi oleh faktor medis saja. Faktor lain diluar faktor medis seperti yang sudah dijelaskan pada bagian awal ternyata memang berpengaruh pada kesembuhan pasien. Hal ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan di RSUD Kalisari Batang.


Penjelasan diatas menjadi salah satu bukti yang jelas berbicara bahwa faktor dukungan sosial dan spiritual sangat berpengaruh pada kesembuhan pasien, namun kenapa bentuk dukungan sosial dan spirituali dari rumah sakit terhadap kesembuhan pasien belum tercover secara baik seperti bentuk kegiatan Bimroh di RSNU Jombang. Padahal bentuk kegiatan bimroh yang didalamnya terdapat dukungan sosial dan spiritualitas secara teori akan berpengaruh pada kesehatan. Apakah bentuk kegiatan seperti ini secara nyata tidak mempengaruhi sikap pasien yang kemudian memberikan motivasi untuk sembuh pada pasien sehingga beberapa rumah sakit tidak terlalu mementingkan hal tersebut.

 

[1] Norman D. Sunberg, dkk.Psikologi klinis edisi keempat. (Yogyakarta : Pustaka Pelaajar. 2007), hal 323

[2] Ian P. Alberi, dkk. Psikologi Kesehatan. (Yogyakarta : Palmall . 2011) hal 290

[3] Frank G. Goble.Madzhab ketiga. (Yogyakarta : Kanisius. 2013), hal 69-70

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun