Oleh : Indra Suhu
Beberapa minggu yang lalu, Pemerintah Kecamatan Pamanukan bersama dengan jajaran Pemerintah Desa se-Kecamatan Pamanukan melakukan Studi Banding ke Desa Panggungharjo, Bantul - Yogyakarta (12/11/2017), Kami sempatkan masuk ke kompleks Kampoeng Mataraman. Kampung ini merupakan Kampung Wisata yang didirikan oleh Pemerintah Desa Panggungharjo, di atas tanah yang dibeli oleh Pemerintah Desa setempat seluas kurang lebih 3 hektare dengan konsep "Kangen Ndeso" di mana pengunjung seakan kembali ke masa lalu karena disuguhkan pemandangan dan rasa abad 19 seperti rumah, kuliner dan gaya kehidupan sosial masyarakat petani Mataram (Yogyakarta) tahun 1900-an, kampung ini juga dilengkapi prajurit layaknya kerajaan Mataram.
Desa Panggungharjo mendapatkan berbagai penghargaan dan dinobatkan sebagai Desa Terbaik se-Indonesia. Bukan tanpa alasan, rupanya desa ini mempunyai seabreg prestasi dalam Tata Kelola Desa. Jumlah Penduduk yang banyak (hampir 40rb jiwa) adalah modal sosial utama Desa ini dalam meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes) yang mencapai Rp. 2.000.000.000,- (dua milyar rupiah) pada tahun 2016, menurut grafik, angka ini naik 1000x lipat sejak 2014. Pemerintah Desa mengoptimalkan BUMDes dengan modal awal hanya Rp 37.000.000,-
Selain Kampoeng Mataraman, Desa ini juga memiliki berbagai usaha lainnya, seperti Bank Sampah, pengolahan minyak jelantah menjadi minyak berharga jual tinggi, toko swalayan dan lain-lain, kesemuanya dikelola oleh BUMDes yang dilahirkan oleh Pemerintah Desa ini.
Menurut Wahyudi, Lurah Desa Panggungharjo, dari sekian banyaknya dana (PADes) yang diperoleh melalui pengelolaan BUMDes, dana tersebut dikembalikan lagi kepada masyarakat dalam bentuk program, seperti program kesehatan, pemerintah desa Panggungharjo telah mampu bekerjasama dengan salah satu rumah sakit di Bantul utk menangani masalah kesehatan. Ada juga program BESTARI (Beras Panggung Lestari) yaitu program semacam RASKIN/RASTRA, namun bukan beras dari bantuan pemerintah kabupaten, serta beras yang dibagikan ke warga merupakan beras berkualitas bagus.
Di bidang pendidikan, desa ini membuat program Satu Rumah Satu Sarjana, bekerjasama dengan perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang ada di Yogyakarta, setiap rumah diwajibkan minimal 1 orang berpendidikan S1. Sehingga rata-rata warganya berpendidikan tinggi. Desa yang ada di Bantul ini juga mendirikan Sekolah Manajemen BUMDes. Luar biasa bukan?!...
Selain dari hal-hal tersebut di atas, ada satu lagi yang menakjubkan, ternyata desa ini merupakan desa percontohan bagi desa lainnya di Indonesia.Â
Mungkinkah desa-desa lain mengikuti jejaknya?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI