Mohon tunggu...
Galih Prasetyo
Galih Prasetyo Mohon Tunggu... Lainnya - pembaca

literasi

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Edy Rahmayadi Harus Ingat Ia Sudah Bukan Lagi Pemimpin Pasukan

14 September 2018   20:15 Diperbarui: 14 September 2018   20:31 942
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Edy Rahmayadi | tribunnews.com

"Kalau gajinya, itu urusan Ketua PSSI, bukan urusan kalian. Ketua PSSI nanti yang menggaji. Kalau saya sampaikan di sini, memang media mau membayar?" kata Edy seperti dikutip dari Jawa Pos.

Edy tak menjawab apa yang menjadi masalah, ia justru menujukkan sikap seorang perwira komando. Sama bukan dengan jawaban yang ia lontarkan kepada para pendemo, tak menjawab masalah.

Saya sangat sependapat dengan artikel yang ditulis oleh Ikhsan Yosarie, peneliti dari Setara Institute di Harian Kompas, 30 Juli 2018 soal Neo-militeristik Sipil. Ia berpendapat bahwa fenomena ini menggambarkan bagaimana militerisme masih tumbuh dalam kalangan sipil.

Otoritarianisme dan militeristik, yang dibangun selama tiga dekade lebih, tampaknya tidak sekadar dibangun dengan basis struktural, tetapi kultural, yang tersosialisasikan secara turun-temurun, sehingga menciptakan pola pikir militer yang begitu kuat dan menyentuh masyarakat akar rumput.

Maka sudah seharusnya memang Edy Rahmayadi mengubah gaya komunikasi serta tindak tanduknya sebagai pejabat sipil. Ia sudah bukan lagi perwira dengan bintang tiga di pundak dan memiliki pasukan, ia adalah pelayan masyarakat, masyarakat Sumatera Utara dan masyarakat sepakbola Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun