Mohon tunggu...
Galih Prasetyo
Galih Prasetyo Mohon Tunggu... Lainnya - pembaca

literasi

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Sparring, Film Olahraga yang Layak Ditonton: Perjuangan Seorang Ayah yang Jadi Petinju Amatir

4 September 2018   21:18 Diperbarui: 4 September 2018   21:26 1075
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Steve Landry ialah petinju tua yang sudah melakoni 49 pertandingan amatir dengan rekor 33 kali kekalahan. Landry juga seorang suami  dan ayah untuk dua orang anak laki-laki. Sebagai seorang petinju tua yang hanya bertanding di level amatir, Landry memiliki masalah keuangan.

Sang istri, Marion Landry hanyalah seorang pekerja di sebuah salon. Sedangkan anak pertamanya tengah duduk di sekolah dasar dan anak keduanya belum memiliki asuransi kesehatan. Meski orang yang bergelut di kerasnya dunia tinju, Steve Landry ternyata memiliki sifat lembut sebagai seorang ayah.

Ia tak ingin putra pertamanya sepertinya dirinya menekuni dunia tinju. Steve Landry menginginkan sang anak berprofesi sebagai pianis. Sayang untuk memberikan privat piano pun Steve kesulitan membiayai apalagi bisa membelikan piano sendiri untuk sang anak berlatih di rumah.

Meski sang istri tak setuju untuk Steven Landry membeli piano namun ia bersikeras karena menurutnya sang anak memiliki bakat untuk menjadi seorang pianis. Peluang untuk Steve membahagiakan keluarganya terbuka saat seorang pelatih petinju juara Eropa, Tarek M'Bareck tengah mencari kawan latih tanding di sasana tempat Steve biasa berlatih.

Sebagai seorang juara, sifat Tarek yang begitu besar kepala dan memandang rendah Steve membuat ia di latih tanding pertamanya sangat gugup. Ia pun diminta Tarek untuk tidak lagi berlatih dengannya. Namun keinginan kuat Steve sebagai seorang ayah yang ingin keluarganya bahagia tak berhenti disitu.

Steve pun berhasil meyakinkan Tarek untuk memakainya sebagai lawan latih tanding dirinya jelang pertandingan melawan juara tinju lainnya. Jam terbang dan pengalaman Steve rupanya membuat Tarek terkesan.

Film garapan Samuel Jouy berlatar salah satu kota di Prancis. Bergenre drama, film ini memiliki alur yang sedikit membosankan jika membandingkan dengan film bertema tinju lainnya seperti Southpaw misalnya. Hal itu karena memang Jouy seperti mengajak penonton untuk masuk ke kehidupan Steve Landry, seorang ayah yang berprofesi sebagai petinju amatir.

Jouy menginginkan penonton membayangkan diri mereka berprofesi seperti Steve Landry. Aktor veteran Prancis, Mathieu Kassovitz begitu menjiwai memerankan karakter Steve. Narasi dari Jouy pun begitu kuat mengalir di tiap adegannya. Angel pengambilan gambar pun membuat penonton yang tidak suka olahraga tinju menjadi sangat dekat.

Jouy menarik penonton dengan angel kamera yang begitu intim saat adegan pertandingan tinju. Angel kamera yang begitu intim memang sangat terlihat di tiap adegan pada film berdurasi 95 menit ini. Hubungan emosional dalam film ini disampaikan Jouy dalam beberapa adegan gambar dan dialog antar pemainnya.

Salah satu dialog yang begit terkesan dalam film ini ialah saat sang istri melarang Steve untuk jadi lawan latih tanding Tarek. "Satu petinju keluar sebagai juara, petinju lain yang bukan lawannya berakhir di kursi roda. Itulah nasib petinju latih tanding,"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun