Mohon tunggu...
Indi SofwatunNisa
Indi SofwatunNisa Mohon Tunggu... mahasiswi

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta program study Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Memiliki hobi Badminton.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perkembangan Kurikulum Terhadap Kualitas Pendidikan di Indonesia

25 Mei 2025   14:45 Diperbarui: 25 Mei 2025   14:40 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam kurikulum di Indonesia dapat mengalami perkembangan dengan sangat pesat seperti yang dapat kita lihat dari perkembangan tahun ke tahun. Baik dari perspektif teoretis maupun praktis. Kurikulum saat ini lebih fokus pada aspek-aspek baru, seperti kecakapan hidup, pengembangan diri, pembangunan ekonomi dan industri, era globalisaasi dengan berbagai permasalahannya, politik. Bahkan, kurikulum telah berfokus pada aspek teknologi, khususnya teknologi informasi dan komunikasi (Sarinah, 2015: 85). Perkembangan kurikulum di Indonesia menunjukkan upaya terus menerus untuk menyesuaikan pendidikan dengan kebutuhan negara dan tantangan zaman. Sehingga mengalami beberapa kali pergantian dalam kurikulum.

  • Kurikulum 1947
  • Kurikulum ini merupakan kurikulum pertama setelah kemerdekaan berfokus pada membangun manusia Indonesia yang merdeka secara fisik dan mental, serta menanamkan rasa nasionalisme. Pendidikan lebih fokus pada pembentukan karakter daripada kognitif.
  • Kurikulum 1952
  • Dari kurikulum sebelumnya, fokus pada bagaimana materi pelajaran berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Guru diminta untuk mengajar satu mata pelajaran tertentu daripada mengajar semua bidang studi.
  • Kurikulum 1964
  • Kurikulum ini fokusnya dalam meningkatkan moral, kecerdasan, emosi, keterampilan, dan fisik siswa. Kurikulum ini mulai menekankan betapa pentingnya menggabungkan elemen akademik dan non-akademik.
  • Kurikulum 1968
  • Kurikulum yang mengalami perubahan orientasi dan ditekankan pada upaya untuk membentuk jiwa pancasila, sehat jasmani, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus.
  • Kurikulum 1975
  • Kurikulum ini menggunakan pendekatan Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI), yang menekankan pada tujuan pembelajaran yang lebih terorganisir dan efisien.
  • Kurikulum1984
  • Kurikulum ini menggunakan pendekatan "Cara Belajar Siswa Aktif" (CBSA), yang melibatkan siswa sebagai subjek belajar yang aktif dengan menggunakan pengamatan, diskusi, serta pelaporan.
  • Kurikulum 1994
  • Kurikulum ini merupakan upaya untuk menggabungkan kurikulum dari tahun 1975 dan 1984. Namun, implementasinya menuai kritik karena dianggap terlalu berat untuk beban belajar siswa. Sistem ini mulai diterapkan menggunakan sistem caturwulan.
  • Kurikulum 2004 (KBK)
  • Kurikulum berbasis kompetensi ini berfokus pada meningkatkan kompetensi siswa melalui kompetensi dasar dan standar kompetensi.
  • Kurikulum 2006 (KTSP)
  • Kurikulum tingkat satuan pendidikan memberikan otonomi lebih besar kepada guru dan sekolah lebih banyak kebebasan untuk membuat kurikulum yang sesuai dengan konteks dan kebutuhan masing-masing. Kompetensi dan kompetensi dasar ditetapkan oleh pemerintah pusat.
  • Kurikulum 2013
  • Kurikulum ini menggunakan pendekatan saintifik, pembelajaran tematik-integratif, dan penilaian autentik adalah semua elemen yang ditekankan dalam kurikulum ini. Abad ke-21 memprioritaskan keterampilan seperti berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan komunikatif. (Sarinah, 2015: 130).
  • Kurikulum Merdeka
  • Kurikulum terbaru ini memberikan lebih banyak fleksibilitas kepada guru untuk menyesuaikan pembelajaran mereka dengan kebutuhan dan karakter siswa. Pembelajaran berbasis proyek dan penekanan pada inti materi sehingga menjadi ciri khasnya.

Meskipun jalannya tidak selalu mulus dan menghadapi kesulitan, perkembangan kurikulum di Indonesia memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas pendidikan. Perkembangan kurikulum di Indonesia secara bertahap telah berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan karena mengubah isi dan metode pembelajaran menjadi lebih relevan, disesuaikan dengan karakteristik serta kemampuan dan fleksibel terhadap perubahan sosial dan teknologi. Kurikulum kontemporer cenderung lebih menekankan pengembangan keterampilan siswa secara keseluruhan, termasuk keterampilan kognitif, sikap, dan nilai-nilai karakter. Ini diharapkan menghasilkan siswa yang tidak hanya pandai secara akademis tetapi juga memiliki kepribadian yang kuat dan siap berkontribusi pada bangsa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun