Mohon tunggu...
Indira Abidin
Indira Abidin Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Keluhan adalah Racun, Syukur adalah Obat. Berhentilah mMengeluh

14 April 2017   08:45 Diperbarui: 14 April 2017   18:00 1266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada seorang Ibu dengan dua orang anak, Rina dan Rini. Ia sangat mencintai kedua anaknya tanpa membedakan keduanya, dan melimpahkan cinta serta banyak pemberian bagi keduanya. Keduanya terlihat sangat mirip namun sangat berbeda dalam karakter.

Rina sangat ahli melihat apa yang bagus dari semua pemberian ibunya.
Rini sangat ahli menemukan apa yang tidak baik dari semua pemberian tersebut.
Rina sangat pandai memuji ibunya dan berterima kasih.
Rini sangat pandai mengeluh dan selalu membandingkan dirinya dengan Rina.

Ibunya pun gembira tiap Rina menyambut gembira pemberiannya, dan sedih melihat Rini selalu mengeluh, padahal barang yang diberikan sama persis. Tiap kali bersama Rina ia merasa menjadi ibu yang berharga, tiap kali ia bersama Rini ia merasa menjadi ibu yang gagal, tak mampu menyenangkan hati anaknya.

Keduanya memiliki seorang teman main, tetangga mereka yang kebetulan lebih berada. Temannya ini pun merasakan perbedaan dari kakak adik yang terlihat mirip ini.

Rina selalu tampil dengan wajah gembira, memperlihatkan apa yang ia punya.
Rini tampil dengan keluhan karena ia merasa begini dan begitu.
Rina selalu senang dan mensyukuri siapapun yang mereka temui saat sedang jalan-jalan.
Rini selalu saja menganalisa dan menilai dengan sangat kritis.
Rina menyenangkan, dan membuat semangat.
Rini selalu menimbulkan rasa kasihan dan bikin iba.

Sebagai teman, tentu ia memilih untuk selalu bersama teman yang membuatnya semangat dan gembira, selalu mendoakannya, dan mengajaknya selalu bersyukur. Kalau boleh pilih, ia tak mau teman yang membuatnya mengeluh dan "bikin down" dalam tiap pertemuan.

Jadi,

Setiap keluhan sesungguhnya adalah pelecehan, dan setiap syukur adalah penghargaan.
Setiap syukur adalah obat dan setiap keluhan adalah racun.
Mulailah bersyukur, dan berhentilah mengeluh.
Syukuri semua yang masih ada, syukuri semua kegembiraan orang lain.
Syukuri nikmatmu, syukuri bencanamu, karena dibaliknya pasti ada cinta Allah.
Bersyukur itu menyehatkan, mengeluh itu bawa penyakit.
Bersyukur itu membawa karunia, mengeluh itu membawa bencana.

Kalau belum bisa membalas kebaikan orang,
Minimal jangan sakiti ia dengan mengeluhkan kekurangan dari kebaikannya.
Kalau belum bisa membahagiakan orang,
Minimal bersyukurlah atas kebahagiaan apapun yang ia rasakan.

Kalau belum bisa mensyukuri bencana,
Minimal ikhlas terima, dan yakini bahwa di baliknya pasti ada hikmah
Kita saja yang belum dibukakan rahasiaNya
Minimal syukuri nikmat-nikmat kecil yang ada
Karena nikmat kecil itu sesungguhnya sangat besar
Kita saja yang tak mampu melihat kebesarannya.

Mungkin benar Hellen Keller, semua orang harus merasakan kebutaan sekali saja dalam hidupnya, agar mereka tahu betapa nikmatnya karunia penglihatan.
Mungkin setiap orang harus merasakan ditinggal orang tercinta, agar mereka tahu betapa besarnya nikmat Allah dengan menghadirkan orang yang mengasihi kita, namun selalu kita keluhkan dan beratkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun