Mohon tunggu...
Indira Abidin
Indira Abidin Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hartamu adalah Harta Orang Tuamu

13 Juli 2018   08:04 Diperbarui: 13 Juli 2018   08:43 3801
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
chicagoscholars.org

Dari Jabir bin Abdillah, ada seorang berkata kepada Rasulullah, "Ya Rasulullah, sesungguhnya aku memiliki harta dan anak namun ayahku ingin mengambil habis hartaku." Rasulullah bersabda, "Engkau dan semua hartamu adalah milik ayahmu." (HR. Ibnu Majah, no. 2291, dinilai sahih oleh Al-Albani)

Saat kita kecil semua kebutuhan kita disediakan oleh orang tua. Dan sering kita sebagai anak kebablasan. Saat kita beranjak dewasa kita mulai memiliki penghasilan dan harta sendiri. Kita merasa harta kita milik kita, dan orang tua yang mulai kehabisan harta "kita biayai" atau "kita tanggung" yang artinya harta kita membiayai orang tua. Itu harta kita. Hak kita.

Dalam Islam tidak begitu. Harta kita, hasil kerja kita itu, hak orang tua kita juga. Saat kita membiayai semua kebutuhan orang tua, itu adalah kewajiban kita, bukan "sekedar kebaikan hati kita" karena memang semua hasil kerja kita itu adalah hak orang tua kita. Anak tidak bisa sombong. Apalagi kalau pasangan tidak ikhlas pasangannya membiayai orang tuanya.

Ada banyak hadits yang menjelaskan hal ini selain hadits di atas, seperti yang ada di bawah ini:

Dari Aisyah, dari Nabi saw, beliau bersabda, "Anak seseorang itu termasuk jerih payah orang tersebut bahkan termasuk jerih payahnya yang paling bernilai, maka makanlah sebagian harta anak." (HR. Abu Daud, no.3529 dan dinilai sahih oleh Al-Albani)

Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Seenak-enak makanan yang dimakan oleh seseorang adalah hasil jerih payahnya sendiri dan anak seseorang adalah termasuk jerih payahnya." (HR. Abu Daud, no. 3528 dan dinilai sahih oleh Al-Albani)

Dari Aisyah, Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya anak-anak kalian adalah pemberian Allah kepada kalian sebagaimana firman Allah yang artinya, 'Dia memberikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki anak perempuan dan Dia memberikan kepada siapa saja yang Dia kehendaki anak laki-laki." (QS. Asy-Syura: 49). Oleh karena itu, maka mereka dan harta mereka adalah hak kalian jika kalian membutuhkannya." (Shahih, Silsilah Shahihah, no.2564)

Anak tidak akan bisa menghasilkan apapun yang ia hasilkan tanpa kontribusi orang tua, apapun itu. Meskipun hanya dalam kontribusi proses pembuahan, tetap saja itu adalah cikal bakal anak. Bahkan kalau orang tua itu tak membesarkan, anak tidak bisa berkata, "Orang tua saya tidak berkontribusi apapun karena ia tak membesarkan saya." Membesarkan adalah hal kedua, tapi tak ada kita saat ini tanpa proses pembuahan, hamil dan kelahiran. Itu adalah hal besar yang harus diingat sepanjang hidup manusia.

Bahkan orang tua adalah satu-satunya pihak yang bisa mengambil kembali apa yang telah diberikan pada anaknya. Tak ada pemberian yang bisa diambil kembali selain pemberian orang tua.

"Tidaklah halal bagi seseorang yang memberikan pemberian kepada orang lain untuk menarik kembali pemberiannya kecuali pemberian orang tua kepada anaknya. Permisalan orang yang memberi pemberian kemudian menarik kembali pemberiannya adalah bagaikan seekor anjing yang makan sampai kenyang lalu muntah kemudian menjilat kembali muntahannya." (HR. Nasai, no. 3690 dan dinilai sahih oleh Al-Albani)

Maka semua harta kita saat ini adalah hasil kontribusi mereka. Kita apapun adanya, adalah kontribusi mereka. Dan menjadi hak merekalah semua harta kita. Tentu semua sesuai kebutuhan dan proporsi yang baik, dalam batas-batas kebaikan dan kewajaran. Aspek kepemilikannyalah yang perlu diingat baik-baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun