Jika anda berkunjung ke Besuki kota kecil yang berada di Kabupaten Situbondo, kurang lengkap rasanya kalau tidak menikmati kuliner khas bernama “kotel”. Kuliner khas Situbondo “kotel” hampir sama dengan makanan pempek dari Palembang Sumatera Selatan (Sumsel). Kotel dan Pempek memiliki persamaan dari segi rasa, namun bentuk dan cara penyajiannya tidak sama.
Kotel merupakan makanan ringan atau cemilan khas Situbondo. Terutama kawasan bagian barat Situbondo yakni Kecamatan Besuki. Konon katanya “kotel” merupakan makanan turun temurun warga Besuki. sebagian kecil masyarakat Besuki juga memiliki usaha kecil yakni berbisnis jualan kotel yan kemdian di jual langsun ataupun melalui media online.
Mbak Fia merupakan salah satu pengusaha “kotel” yang sudah menggeluti usahanya sendiri sejak tahun 2017. Mbak Fia mengatakan bahwa ia awalnya hanya iseng dan mencoba makanan kotel tapi bikinannya sendiri hingga akhirnya ia pun mencoba membuatnya sendiri dengan pengalaman sebelumnya pernah melihat proses pembuatan kotel di tempat saudaranya yang kebetulan pada saat itu juga sedang memproduksi makanan kotel. sejak saat itu ia mbak Fia mencoba memberanikan diri untuk menjual kotel kepada teman-teman dekatnya melalui Story Whatsapp.
Sistem penjualan mbak Fia ini adalah COD Cas On Delivery dari situlah mulai banyak yang mengenal mbak Fia melalui jualan kotelnya yang di promosi melalui Story Whatsapp dan Media Sosial Facebook.
“Saya produksi tiap hari tergantung pada berapa banyak pesanan paling banyak 20-30 lonjor kotel perbulan, perlonjor saya jual dengan harga 13rb untuk kotel mentah dan 15rb untuk kotel kukus, harga tersebut sudah termasuk dalam harga biaya ongkos kirim jika pengirimannya masih sekitar Kecamatan Besuki.
Omset yang saya dapatkan kira-kira sekitar 500.000 ribu bersih tidak di potong biaya apaun karena saya tidak memiliki karywan yang membantu saya”. Pendapatan segitu sudah dirasa cukup oleh mbak Fia sebagai Ibu rumah tanggal yang memiliki 1 orang anak kecil, ia mnegaki bahwa selain menjadi ibu rumah tangga ia juga ingin membantu perekonomian keluarga kecilnya.
Diketahui bahwa Mbak fia membuat beberapa varian yakni “kotel ikan daun bawang”, “kotel ikan tuap daun bawang’, kotel ikan mentah original’, “kotel ikan tuap original”.
Pemasaran yang aktif di media sosial meskipun tidak memiliki nama produk mbak Fia tetap memiliki keyakinan dan keberanian yang cukup tinggi demi berkembangnya usaha produksi kotel ini.
Bahan Baku Harus Segar
Pada Proses pembuatan kotel bahannya harus segar, tidaklah sulit untuk bahan pokok dalam pembuatan kotel ini apalagi tempat tinggal sekaligus tempat produksi berada tidak jauh dari pelabuhan ikan dan pasar. “Ikan-ikannya banyak dari para nelayan disini,. Tinggal memilih ikan mana yang penting sesuai untuk kita buat sesuai pesanan customer , namun biasanya saya memilih atau menggunakan ikan Tenggiri”.
Proses pembuatan Kotel terbuat dari tepung tapoka lalu kemudian dicampur dengan daging ikan yang telah dihaluskan ditambah beberapa bumbu lainnya, seperti bawang putih yang dihaluskan, telur, serta sedikit garam dan penyedap rasa lainnya untuk mendukung kenikmatan rasa kotel ini dan dicampur dengan air yang panas dituangkan sedikit demi sedikit dan dibentuk menjadi beberapa bagian.
Kemudain, adonan yang telah bercampur tesebut selanjutnya dikukus dan ada langsung digoreng. Selanjutnya adonan kotel siap dikemas lalu di kirim kepada para pemesqannya.
Biasanya kotel disantap ocolan saus cabe petis ikan. Bahkan, lebih afdol kotel dinikmati selagi hangat, sebagai teman minum kopi. cara penyajian kotel yakni adonan yang masih berbentuk lonjir dipotomh menjadi beberapqa bagian agar mudah untuk digoremg.
Potongan kortel yang sudah matang berwarna kuning kecoklatan. trasanya perpaduan antara renyah “kriuk” diluar “kenyal” didalam. makin sedap jika disantap dengan cocolan saus petis ikan, sehingga dapat dipastikan para pembeli atau konsumen akan ketagihan memakannya.