Mohon tunggu...
Indi Khairun Nisa
Indi Khairun Nisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi KPI'22 (STAI TebingTinggi Deli)

Menulis adalah bukti bahwa kamu pernah ada dalam peradaban

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Menjaga Eksistensi Kesehatan Hati demi Kehidupan yang Lebih Sehat

7 Februari 2024   17:11 Diperbarui: 7 Februari 2024   17:12 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Dalam tubuh manusia ada segumpal daging, bila ia baik maka akan baiklah seluruh tubuh. Akan tetapi bila ia rusak, maka akan rusak pula seluruh tubuhnya. Segumpal daging itu adalah hati (qalbu).

Mungkin hati dapat dikatakan salah satu bagian paling sensitif di  tubuh manusia. Entahlah, tapi tanpa kita sadari manusia seringkali mendominasikan hati ketimbang akalnya. Dapat dilihat saat adanya sebuah kebenaran yang benar-benar realistis, banyak yang tidak dapat menerima hal tersebut ketika itu tidak berkenan di hatinya. "Hati selamanya membuat kepala menjadi bodoh", ya, mungkin perkataan Francois de la Rochefouclaud tersebut sangat menggambarkan peristiwa di atas.

Semua orang memiliki hati, inilah yang menjadi potensi bagi manusia untuk melengkapi kecerdasan otak dan kekuatan tubuhnya, tinggal lagi bagaimana kita memfungsikan hati sebagaimana mestinya. Dengan hati yang hidup, orang yang kecerdasannya biasa-biasa saja dapat menjadi mulia, begitu juga sebaliknya. Orang jenius sekalipun jika salah menggunakan hatinya dapat terjerumus ke jurang kehancuran. Dalam buku Aku Bisa!, Abdullah Gymnastiar menggolongkan hati manusia menjadi tiga jenis, yaitu:

Satu, Hati yang Sakit

Orang yang memiliki hati yang sakit diumpamakan seperti gelas usang berisikan air keruh. Jangankan debu, jarum, paku, bahkan silet sekalipun yang masuk tidak akan terlihat. Orang yang menderita sakit hati akan sulit menilai secara jujur apapun yang ada di depannya. Jika melihat orang lain sukses akan timbul iri dengki, jika dihadapkan dengan orang yang lebih unggul darinya ia akan berusaha mencari kekurangan, celah bahkan aib orang tersebut. Ia sangat senang mengumbar hawa nafsu, egois, ketamakan dan lain sebagainya.

Dua, Hati yang Mati

Hati yang mati diibaratkan seperti jasad tidak bernyawa. Apabila dicubit, dipukul, bahkan diiris sekalipun ia tidak merasakan apa-apa. Orang yang hatinya sudah mati, saat melakukan hal baik maupn buruk sekalipun hanya menganggap hal tersebut biasa-biasa saja. Misalnya saat ia mencuri, menipu, berzina atau sebagainya ia menganggap itu sebagai hal yang lumrah. Sebaliknya saat ia melakukan kebaikan barang sekecil apapun, ia akan membangga-banggakan dirinya yang haus akan pujian. Ciri utama hati yang mati yaitu menolak kebenaran Allah dan gemar berbuat zalim terhadap sesama.

Tiga, Hati yang Sehat

Seseorang yang hatinya sehat diumpamakan memiliki tubuh yang sehat. Ia akan mampu memilih dan memilah setiap rencana atas suatu tindakan, sehingga setiap apa yang hendak dilakukannya benar-benar sudah melewati perhitungan yang matang, berdasarkan hati nurani yang bersih. Orang yang berhati bersih hidupnya akan selalu dipenuhi rasa syukur. Dengan hati yang sehat, maka pikiran pun akan menjadi cerdas. Mengapa demikian? Karena sudah tidak ada lagi waktu dan kesempatan untuk kita berpikir lcik, iri dan dengki atau keinginan untuk menjatuhkan orang lain.

Renungkanlah, hati seperti apa yang kita miliki saat ini. Kehidupan menjadi sangat melelahkan jika kita tidak pandai menjaga hati. Kebencian akan  memakan waktu, tenaga, produktivitas dan kebahagiaan kita.

Diperlakukan tidak adil oleh sesama, disakiti oleh pasangan, bahkan dikhianati oleh sahabat. Hal-hal ini dapat menimbulkan rasa dendam bahkan kebencian. Dalam islam sendiri, ada beberapa cara untuk menjauhkan diri dari rasa tersebut dengan melakukan bebarapa tips sederhana, yaitu:

  • Memaafkan dan menerima dengan lapang dada.
  • Memahami hikmah dari rasa sakit tersebut.
  • Mengingat Allah SWT.
  • Menyibukkan diri dengan hal-hal bermanfaat.
  • Jangan membalas keburukan seseorang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun