Mohon tunggu...
Navy Jahbulon Rangkuti
Navy Jahbulon Rangkuti Mohon Tunggu... .... -

About: https://naufalrangkuti.weebly.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Masih Ada Langit di Atas Langit

17 Oktober 2017   03:54 Diperbarui: 17 Oktober 2017   13:07 648
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ya hargai perasaan orang lain... jangan bertindak sembrono... jangan bertindak kasar... jangan melakukan yang kamu rasa, orang lain tidak akan menyukainya... begitu... Inget, diatas langit, masa ada langit loh..."

******

Terima kasih... kakek.

Namun nyatanya dunia hari ini sudah tidak sama seperti dunia dahulu, seperti yang saya kira. Dunia hari ini semakin gila, semakin ganas, dan semakin tidak karuan. Meskipun tidak semuanya, tapi beberapa yang berbuat kacau, selalu saja ada. Kembali ke sekolah saya, di sekolah saya, kalau tidak mendapat beasiswa, satu bulan biaya sekolahnya bisa sampai 20 juta.

Wajar, sekolah swasta. Dan letaknya di ibukota. Tapi kata banyak orang kualitas nya bagus, jangan tanya pendapat saya sekolahnya bagus atau tidak, karena saya masuk ke sekolah ini dengan beasiswa, ya sudah pasti saya oke ajaaaa hahahaha. Bercanda, ini sekolah bagus, saya senang sekali bisa diterima di sekolah ini.

Namun jika ada orang yang masuk ke sekolah ini dengan tanpa beasiswa, sudah bisa dipastikan mereka adalah orang orang yang berada. Tetapi bukan berarti mereka bodoh ya, hanya saja mereka tidak mendapat beasiswa, karena mereka kurang pintar... atau, karena mereka tidak tahu info mengenai adanya beasiswa di sekolah ini.


Dan bagi yang masuk ke sekolah ini dengan beasiswa, jangan kira pula mereka adalah orang orang yang tidak mampu. Tidak, mereka ada yang mampu, bahkan melebihi mampu. Hanya saja, mereka memang mendapatkan beasiswa, tentu karena mendapat info, mendapatkan kesempatan, dan lulus dari seleksi, karena usaha mereka masing masing.

Tetapi si anak baru ini...

Membuat beberapa orang di sekolah kami tidak menyukai dirinya, utamanya adalah para senior saya. Saya bukannya mau sok mengurusi urusan orang lain, masalahnya, senior saya sedang sering seringnya membicarakan tentang si anak baru ini.. sedangkan saya sebagai seorang siswa yang senang mengamati, saya hanya ikut masuk kedalam pembicaraan mereka.. lalu mengamati apa saja yang mereka katakan.

Karena kata mereka, para senior saya, anak baru ini benar benar keterlaluan besar kepalanya. Sudah tidak masuk sekolah karena beasiswa... jadi intinya dia bayar biaya sekolah bulanan. Ah, 20 juta satu bulan hanyalah urusan kecil bagi anak anak orang berada yang bersekolah di sekolah kami.

Sombong sekali... baru hari pertama masuk sekolah saja sudah bawa bawa mobil pribadinya... dengan supir pribadinya pula...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun