Saya memperhatikan rucita di setiap kesempatan saya dapat memperhatikannya, sesekali saya menyukai gelak tawanya, dan ucapan yang mengundang rasa penasaran untuk mencarinya lebih jauh lagi.
Seperti disanjung bidadari, menghadapi rucita seperti melihat seseorang yang tulus menerima permintaan pertemanan di masa masa remaja kami berdua, saya ingat sekali, saya menyukai rucita, tetapi tidak mencintainya, itu indah sekali untuk dinikmati, menyukai seorang teman wanita di masa muda.
Ini benar benar serius, karena setiap kali saya menghabiskan waktu bersamanya, perasaan suka itu semakin logis, seperti saya yang berada di samping ia karena itulah gunanya seorang teman yang senang bersuka cita dengan harinya, hari mereka, hari kita berdua.
Pergi berlibur ke pantai berdua, menikmati lembayung dengan memandangi wajahmu yang tidak pernah ada habisnya itu... suatu sensasi yang jauh dari kata klise. Saya bilang ekspresimu memang aerodinamis sekali, entah karena apa alasan bagi diri saya mengatakan satu hal itu kepada kamu, ru.
Ingat tuh, kita pernah memainkan 1st album nya musik maliq disana, kamu bermain gitar dan saya yang sedang bernyanyi saat kita tahu inilah cara terbaik untuk menghabiskan waktu yang begitu panjang didalam satu hari kita. Lalu menjadi foto genik bersama pada lensa terbaik leica tahun 2000 yang selalu menjadi kesayanganmu itu.
Saya : "Eh, hasil foto nya bagus"
Rucita : "hm, bagus"
Rucita : "Bagus, bagus banget!" *Kagum
Saya : "Ru, kapan hasil fotonya bakalan jelek?"
Rucita : "Ga mungkin jelek nau, bakalan selalu bagus, kamu kan model, ganteng sih."
Nau : "Ru..."