Mohon tunggu...
Floren Tina
Floren Tina Mohon Tunggu... -

sedang belajar membagi ilmu dan mendidik anak-anak yang telah dipercayakan kepada sekolah

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pergulatanku

20 Agustus 2014   18:47 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:03 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awal menjadi seorang guru tidak mudah bagiku. Apa yang aku bayangkan dan impikan ternyata tak seindah kenyataannya. Pergulatan yang kualami membuatku kadang patah semangat. Bukan hanya dari faktor siswa tetapi juga dari faktor rekan kerja. Apalagi aku sebagai guru matematika dimana mapel matematika menjadi salah satu mapel UN. Tekanan dari rekan kerja terasa semakin berat manakala mendekati ujian. Aku berusaha untuk tidak menanggapi, aku berjanji akan aku buktikan bahwa nilai rata-rata mapel matematika bisa lebih baik dibanding mapel IPA. Apa yang aku peroleh selalu dianggap rendah dan diremehkan. Pembicaraan bisa berlanjut dan terus berlanjut hingga ke hal lain yang sebenarnya tidak ada hubungannya.

Setiap kali persiapan ujian aku aktif mencari soal dari berbagai sumber untuk membantu siswa agar mereka lebih rajin belajar. Bahkan di awal aku membantu mencarikan untuk mapel UN yang lain. Tapi tahun ini tekadku sudah bulat, aku akan fokus dengan mapel yang aku ampu. Saat guru IPA kelabakan karena soal kurang aku diam saja. Anak-anak aku tuntut untuk selalu bisa mengerjakan minimal 20 nomor dari 40 nomor yang ada. Setiap sorepun aku selalu menyediakan waktu untuk mereka belajar di rumah. Rumahku yang sempit memang tidak bisa menampung mereka semua, lalu aku buat kelompok. Beberapa kelompok selalu aktif untuk belajar, tapi ada juga yang sama sekali tidak belajar.

Saat rapat kelulusan, kepala sekolah menyampaikan peringkat dan rata-rata masing-masing mapel. Betapa puasnya aku, saat tahu bahwa peringkat mapel matematika lebih tinggi dibanding IPA. Walaupun rata-ratanya hanya selisih sedikit. Beberapa siswa yang aku prediksi memperoleh nilai rendah ternyata bisa lebih baik.

Nach yang membuat aku paling kecewa manakala guru IPA tersebut menyampaikan di forum bahwa standar deviasi yang tinggi artinya nilainya dikatrol tinggi. Memang standar deviasi yang paling tinggi matematika. Kalau tidak salah standar deviasi digunakan untuk mengetahui homogenitas data. Yach apapun itu pandangan dia aku berusaha bekerja yang terbaik dan maksimal untuk siswa dan tempat aku bertugas. Terima kasih untuk teman yang duduk di depanku, yang selalu menyemangatiku, memotivasiku.

“Tulisan ini adalah tugas Diklat Online PPPPTK Matematika

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun