Mohon tunggu...
Rachmad Yuliadi Nasir
Rachmad Yuliadi Nasir Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis Independent

Rachmad Yuliadi Nasir, Jurnalis Independent, WA 0888.7211.300 Sang Traveller Twitter:@rachmadyuliadi, Email: puspiatur@gmail.com, FB/tragedi.gurita dan FB/puspiatur.aceh

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tragedi Berdarah 30 September 1965, Nobar Filmnya

3 Oktober 2017   13:46 Diperbarui: 3 Oktober 2017   14:12 1402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cover pengkhianatan PKI (TV One)

JAKARTA-Independent, Setiap tanggal 30 September pastilah Kita ingat akan peristiwa berdarah pengkianatan PKI atau yang terkenal dengan sebutan G 30 S/PKI. Belakangan ini muncul beragam isu tentang kebangkitan PKI yang mulai menyusup dimana-mana.

Beredar pula gambar-gambar pasukan PKI berlatih di tengah hutan. Ada anggapan orang-orang PKI memesan 5.000 pucuk senjata untuk memberontak.

Masyarakat kaget. Munculan desakan agar film G 30 S/PKI diputar kembali. Sejumlah tempat di tanah air dilakukan pemutaran film lama yang berjudul, "Pengkianatan G 30 S/PKI."

Membahas Film PKI (TV One)
Membahas Film PKI (TV One)
Ajakan nobar film G 30 S/PKI bukan merupakan upaya pemecah belah bangsa, tapi mengingatkan rakyat Indonesia terutama generasi muda akan sejarah kelam bangsa, dan ke depan untuk selalu waspada jangan sampai terjadi lagi

Presiden Indonesia juga nobar atau nonton bareng film "Pengkianatan G 30 S/PKI" ini bersama di Lapangan Markas Korem 061/Suryakencana, Bogor, Jumat 29/09/2017.

Di Banda Aceh juga dilakukan nobar  film "Pengkianatan G 30 S/PKI"  seperti terlihat di gampong Ulee Lheu, gampong Seutui, gampong Nesue.

Para pemuda yang tergabung di KNPI Aceh juga nobar pada 30 September 2017 walaupun sehari sebelumnya pihak KNPI Aceh salah kirim undangan tertulis tanggal 29 September 2017.

Nobar film "Pengkianatan G 30 S/PKI"  sebagai pelajaran bagi generasi muda tentang sejarah yang pernah terjadi di Indonesia. Selain itu dalam rangka menyebarluaskan fakta-fakta nilai sejarah bagi seluruh anak bangsa, khususnya generasi muda Indonesia.

Dalam sejarahnya, Indonesia mengalami sejarah kelam terkait tragedi yang dilakukan PKI pada bulan September 1965, yakni gerakan upaya pemberontakan dengan menculik dan membunuh para Jenderal TNI dan memasukkannya ke Lubang Buaya.

Fakta berbicara bahwa PKI sudah melakukan dua kali kudeta terhadap negara serta pemberontakan mereka menimbulkan korban yang sangat banyak. Bayangkan jika mereka (PKI) menang, maka Pancasila akan digusur dan NKRI akan berubah menjadi negara komunis yang sangat bertentangan dengan tujuan perjuangan para founding fathers bangsa Indonesia.

Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan bahwa ada kecendrungan kebangkitan Partai Komunis Indonesia. Hal ini terungkap dalam paparan hasil survei di Kantor SMRC, Jakarta, Jumat (29/9/2017).

Survei juga mengungkap bahwa 86,8 persen responden tidak percaya mengenai isu kebangkitan PKI. Adapun yang menyatakan setuju bahwa saat ini sedang terjadi kebangkitan PKI hanya 12,6 persen.

Setiap orang maupun lembaga boleh-boleh saja membuat survei yang penting hasilnya dapat dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.

Ada juga wacana untuk membuat FILM baru bertemakan Pengkianatan G 30 S/PKI. Anak Jenderal AH.Nasution, Yanti Nasution berpendapat bahwa, " Hal tersebut tidak perlu dilakukan karena aksi dalam film yang ada saat ini merupakan peristiwa yang sebenarnya."

Kita berharap, semoga kita tidak kembali ke masa lalu, ke zaman komunis. Kemunculan faham PKI perlu di waspadai jangan sampai negara Indonesia dikuasai oleh orang-orang PKI dan antek-anteknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun