Mohon tunggu...
Indah Tri Lestari
Indah Tri Lestari Mohon Tunggu... Murid SMK Muhammadiyah Cawas - XI MPLB

Belajar/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Makna Filosofis dan Sejarah Tangga Menuju Makam Sunan Pandanaran Bayat

5 Mei 2025   22:44 Diperbarui: 8 Mei 2025   08:31 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meskipun keberadaan tangga ini telah menjadi daya tarik wisata, modernisasi membawa tantangan tersendiri. Perluasan fasilitas seperti tempat parkir, kios oleh-oleh, dan penginapan di sekitar makam memang memberikan keuntungan ekonomi, namun juga berpotensi mengikis kesakralan jika tidak diatur dengan bijak. Maka, penting adanya regulasi dan pembinaan dari pihak terkait agar nuansa religius tetap terjaga.

Harapannya, pembangunan fisik di sekitar lokasi tidak mengubah karakter utama situs. Tangga bukanlah tempat hiburan biasa, melainkan ruang kontemplatif. Desain fasilitas seharusnya mendukung nilai spiritual, bukan justru mereduksinya. Misalnya, dengan membangun jalur khusus pejalan kaki yang hening, menambah petunjuk-petunjuk edukatif tentang sejarah situs, hingga membuat area istirahat yang mendukung zikir dan doa.

Sebagai bagian dari warisan budaya tak benda, pengalaman menaiki tangga menuju makam Sunan Pandanaran tidak bisa dilepaskan dari nilai spiritual kolektif masyarakat Bayat. Di sinilah pentingnya literasi spiritual dan budaya. Sekolah-sekolah, komunitas budaya, dan lembaga keagamaan bisa menjadikan situs ini sebagai laboratorium hidup untuk memahami nilai-nilai Islam Nusantara.

Salah satu gagasan yang mulai digaungkan adalah menjadikan makam dan tangganya sebagai pusat pendidikan spiritual dan budaya berbasis lokal. Bukan hanya untuk wisatawan, tapi juga untuk generasi muda yang kadang terputus dari akar tradisinya. Pelatihan pemandu ziarah, lomba penulisan sejarah lokal, atau pelestarian seni-seni tradisional bisa menjadi bagian dari strategi pelestarian yang inklusif dan berkelanjutan.

Di akhir perjalanan ziarah, ketika seseorang sampai di puncak dan memandang hamparan perbukitan Bayat dari ketinggian, muncul rasa haru yang tak terjelaskan. Dalam diam, mereka menyadari bahwa tangga itu bukan sekadar batu-batu tersusun. Ia adalah jalan yang menyatukan generasi, menyambungkan bumi dengan langit, dan menyimpan jejak spiritual yang tidak ternilai.

Maka, menjaga tangga ini adalah menjaga diri kita sendiri. Menjaganya berarti menghargai perjuangan para pendahulu, memuliakan nilai-nilai luhur, dan merawat jati diri sebagai bangsa yang berakar pada tradisi dan spiritualitas. Tangga itu, dalam kebisuan dan keanggunannya, mengajarkan kita tentang perjalanan hidup yang penuh makna.

Untuk dapat menaiki tangga menuju makam, pengunjung dikenakan karcis masuk sebesar Rp3.000, dan biaya parkir juga sebesar Rp3.000. Meski biayanya sangat terjangkau, kontribusi ini digunakan untuk perawatan jalan, fasilitas umum, dan kebersihan lingkungan makam. Warga sekitar juga terlibat aktif dalam menjaga kebersihan dan kelayakan tangga, termasuk dengan kerja bakti dan patroli sukarela.

Seiring meningkatnya jumlah pengunjung, terutama saat libur panjang dan bulan-bulan tertentu seperti Suro atau Maulid Nabi, muncul tantangan baru dalam menjaga kesakralan situs ini. Di satu sisi, aktivitas ekonomi masyarakat meningkat-penjual makanan, bunga, dupa, hingga ojek peziarah menjadi bagian dari ekosistem sosial yang tumbuh. Namun di sisi lain, ada kekhawatiran akan komersialisasi yang bisa mengikis makna spiritual.

Pemerintah Kabupaten Klaten, melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, telah melakukan revitalisasi tangga dan fasilitas pendukung. Edukasi kepada masyarakat dan peziarah juga terus digalakkan agar nilai-nilai luhur tetap dijaga.

Kelompok A4 

Anggota 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun