Mohon tunggu...
indah pradhika
indah pradhika Mohon Tunggu... -

D4 Akuntansi Manajemen Pemerintahan Politeknik Negeri Bandung

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Di Tahun 2016 Biasakan Yang Benar Bukan Membenarkan Yang Biasa

20 Mei 2016   12:19 Diperbarui: 20 Mei 2016   12:26 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.indoberita.com/wp-content/uploads/2015/05/Hari-Kebangkitan-Nasional.jpg

Hari Kebangkitan Nasional yang diperingati setiap tanggal 20 Mei, merupakan kebangkitan rasa nasionalisme kita sebagai rakyat Indonesia. Kebangkitan ini ditandai dengan berdirinya organisasi Boedi Oetomo pada tanggal 20 mei 1908. Pada tahun 2016 ini, kita memperingati Hari Kebangkitan Nasional yang ke 108.

Harkitnas dimaknai sebagai masa bangkitnya semangat, nasionalisme, persatuan, kesatuan, dan kesadaran sebagai sebuah bangsa. Kebangkitan ini memicu upaya memajukan diri melalui gerakan organisasi modern yang sebelumnya tidak pernah muncul selama penjajahan. Kini 108 tahun mengenang Kebangkitan Nasional, sudahkah kita bangkit?

Kita sebagai rakyat Indonesia bisa memperingati hari kebangkitan nasional dengan bersatu dan berbenah untuk kembali membangun negara yang selama beberapa tahun terakhir ini terus-menerus diberikan musibah dan cobaan, serta sering terjadinya kasus kriminal yang dilakukan mulai dari masyarakat ekonomi lemah sampai para pejabat yang “menggerogoti” aset dan kekayaan negara Indonesia dengan tindak korupsi. Berbagi cara bisa kita lakukan untuk memperingati Hari Kebangkitan Nasional. Hal ini bisa kita mulai dari diri kita sendiri dengan cara introspeksi diri dan menyadari kesalahan kita masing-masing. Jika hal ini sudah kita biasakan, maka secara keseluruhan moral bangsa Indonesia akan menjadi baik dan dengan sendirinya bangsa indonesia akan menjadi bangsa yang besar.

Selain masyarakat yang berbenah kembali untuk membangun negara, pemerintah juga hendaknya memperbaiki keadaan yang kini terjadi. Salah satunya adalah kebijakan-kebijakan yang diambil hendaknya berpihak terhadap masyarakat bukan justru menguntungkan kaum kapitalis bahkan cenderung merugikan rakyat. Karena pemimpin yang merakyat bukan dinilai dari penampilan semata, tetapi dari pemikiran, kebijakan, dan tindakan yang pro rakyat.

Indonesia harus bangkit dari masalah pendidikan, masalah korupsi, masalah kemiskinan. Hal ini dapat dilakukan apabila pemerintah dan masyarakat sama-sama berusaha dalam meningkatkan derajat dan martabat bangsa. Oleh karena itu dengan tema yang diangkat untuk memperingati hari kebangkitan nasional tahun 2016 ini adalah “Mengukir Makna Kebangkitan Nasional dengan Mewujudkan Indonesia yang Bekerja Nyata, Mandiri dan Berkarakter” maka dengan tema ini kita harus memfokuskan diri pada kerja nyata secara mandiri dan berkarakter. Kini bukan saatnya lagi mengedepankan hal-hal sekedar pengembangan wacana yang sifatnya seremonial dan tidak produktif. Kini saatnya bekerja nyata dan mandiri dengan cara baru penuh inisiatif, bukan hanya mempertahankan dan membenarkan cara-cara lama sebagaimana yang telah dipraktikkan selama ini. Hanya karena telah menjadi kebiasaan sehari-hari, bukan berarti sesuatu telah benar dan bermanfaat. Kita harus membiasakan yang benar bukan sekedar membenarkan yang biasa.

Ayo Bangkit!

Hidupkan kembali jiwa para pendahulu kita dalam membawa perubahan bangsa, sesuai tema yang diusung pada Hari Kebangkitan Nasional tahun ini,"Mengukir Makna Kebangkitan Nasional dengan Mewujudkan Indonesia yang Bekerja Nyata, Mandiri dan Berkarakter”.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun