1. Buku tentang bidang di mana ia menjabat. Misalnya Menteri Kehutanan harus membaca buku-buku tentang pembangunan kehutanan di Indonesia. Salah satunya buku "Sosiologi Pengetahuan Deforestasi" karya Prof San Afri Awang.
2. Buku sejarah Indonesia. Saya setuju kata-kata Bung Karno Jasmerah! Jangan Melupakan Sejarah. Pejabat adalah wakil Indonesia di mata dunia, maka sudah seharusnya ia paham sejarah. Mulai sejarah raja-raja, sejarah kemerdekaan hingga sejarah reformasi.
3. Buku-buku atau biografi tentang tokoh-tokoh pimpinan dunia. Pejabat harus mempunyai role model. Ia bisa membaca biografi para pimpinan dunia untuk mengambil manfaat terkait prinsip hidup, strategi karier, dan bagaimana membangun kedekatan dengan masyarakat.
4. Buku tentang kekayaan alam dan budaya Indonesia. Pejabat harus cinta Indonesia. Untuk cinta, harus banyak membaca tentang Indonesia. Tradisinya, adat istiadat, suku bahasanya, semua hal tentang Indonesia.Â
Jangan sampai kepleset menyebutkan pempek adalah makanan tradisional Jawa Timur, atau rawon adalah makanan tradisional Palembang. Salah sedikit saja, Pejabat tidak akan diampuni oleh masyarakat khususnya netizen di media sosial.
Itulah antara lain buku-buku yang harus dibaca oleh Pejabat, menurut saya.Â
Kalau dibilang kenapa tinggi sekali tuntutan menjadi seorang pejabat, ya itu sudah konsekuensi. Jabatan yang tinggi, gaji yang tinggi, harus seimbang dengan effort yang diberikan oleh Pejabat dalam mendukung kinerjanya. Masyarakat sudah muak dengan Pejabat yang songong flexing di media sosial, ngomong di publik gelagepan atau kepleset lidah.Â
Masyarakat butuh Pejabat yang bisa dibanggakan karena pintar, berwawasan luas dan memiliki public speaking yang baik. Itu semua menunjukkan bahwa Pejabat tersebut belajar dan belajar itu bisa melalui berbagai buku bacaan.
Siapapun itu, bacalah buku mulai dari sekarang, untuk mengembangkan wawasan kita. Masyarakat Indonesia, ayo kita baca buku. Semakin banyak orang yang baca buku, semakin pintar kita, sehingga semua layak jadi pejabat untuk menggantikan para pejabat yang songong.
Jadi, pejabatnya tidak itu-itu saja, karena ada banyak pilihan buat bapak Presiden kalau mau pilih pejabat/pembantunya. Banyak pilihan karena semua masyarakat Indonesia sudah pintar dan layak jadi pejabat. Â Yang penting syarat-syarat untuk jadi pejabat seperti syarat pendidikan dan ijazah asli disiapkan dulu. Jangan sampai nanti jadi bahan bullyan netizen terkait pendidikan dan ijazah.
Yuk, Indonesia bisa, yuk.