Orang-orang juga dapat beropini setelah berkontemplasi memikirkan permasalahan dengan serius dan teliti, lalu menuangkan opini tersebut dalam sebuah artikel, yang kemudian diunggah di media sosial, blog, atau bahkan koran/media cetak.
Opini-opini yang kemudian dibagikan di ruang-ruang publik ini, kemudian akan menemui banyak pembaca dan menyebabkan terjadinya pertukaran obrolan pada kolom komentar. Dari situ opini berkembang dan menjadi sempurna dengan masukan dari pembaca.
Jika membaca sebuah opini, biasanya kita melihat juga siapa penulisnya. Dan penulis yang sama akan cenderung membuat artikel dengan bobot yang sama.Â
Jika artikel itu cerdas dan membangun, maka sang penulis akan dikenal dengan brand tersebut. Cerdas dan membangun.
Tak ada yang tak suka dengan artikel cerdas dan membangun. Artikel tersebut akan dibaca oleh jiwa-jiwa yang haus akan perubahan dan situasi yang lebih kondusif. Persoalannya adalah tidak mudah untuk membuat artikel yang cerdas dan membangun.
Sementara artikel yang hanya berupa keluhan dan hujatan, mungkin lebih gampang dibuat. Namun apa gunanya keluhan dan hujatan jika tanpa solusi? Sepertinya hanyalah suatu upaya provokasi.
Menyusun sebuah artikel cerdas dan membangun atau sebutlah artikel yang berbobot, membutuhkan jam terbang yang tinggi. Dan itu akan berhasil dengan praktik yang berkelanjutan. Practice makes perfect, right?
Berikut langkah-langkah untuk dapat menyusun sebuah artikel yang berbobot.
1. Rutin membaca artikel-artikel yang membahas masalah yang ingin ditulis.Â
Ini mencakup artikel-artikel terkini maupun teori-teori pendukung yang terkait dengan permasalahan; bahkan hasil-hasil penelitian dari tahun-tahun terdahulu. Ini akan membantu mengembangkan konsep berpikir sehingga dapat membahas suatu permasalahan secara kronologis.
2. Rutin menonton tayangan berita tentang masalah yang ingin ditulis.Â