Tenaga dan biaya yang dikeluarkan pun tidak sedikit. Para tetangga dikerahkan untuk membantunya membuat sumur gali tersebut. Namun, kini sumurnya dibiarkan begitu saja. Bukannya menampung air, sumurnya kini menampung sampah. Ah, sayang sekali.
Hal serupa dilakukan oleh Almarhum Bapak Suhono, salah satu sesepuh Desa Logandu. Ia pernah membuat sumur gali di halaman barat rumahnya, namun tak bisa menampung air. Kini sumurnya sudah ditutup dengan tumpukan kayu dan tidak digunakan.
"Kalau sekarang sumurnya dibiarkan saja, kan sudah enggak  pernah ada airnya," ujar Budiarti, salah satu putri Almarhum Bapak Suhono.
Berbagai cara dilakukan untuk mendapatkan air yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-sehari mulai dari membuat sumur gali dan sumur sungai agar dapat menjaga ketersediaan air pada musim kemarau seperti saat ini. Juga, warga memasang selang untuk mengalirkan air dari belik menuju rumah.
Sumur yang sengaja dibuat di tengah sungai yang sudah kering menjadi alternatif sumber air yang dapat digunakan untuk tetap mendapatkan air untuk kebutuhan sehari-hari.
Walaupun airnya tidak begitu jernih, namun jaraknya yang dekat dengan pemukiman menjadikan sumur ini banyak dimanfaatkan oleh warga sebagai sarana pemenuhan kebutuhan sehar-sehari khususnya pada musim kemarau.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI