Pandemi kali ini berefek besar di semua kalangan masyarakat seluruh dunia, termasuk Indonesia. Berbagai peraturan telah diberlakukan oleh pemerintah Indonesia guna menekan peningkatan angka penularan COVID-19 atau yang biasa dikenal dengan Virus Corona. Salah satu kebijakan yang baru saja kita lewati adalah PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). PSBB ini berdampak besar terhadap beberapa sektor di Indonesia, termasuk dalam hal keuangan. Hampir sebagian besar bisnis terpaksa gulung tikar dikarenakan menurunnya pemasukan yang ada.
Saat ini, beberapa bisnis telah berhasil beradaptasi dengan keadaan yang ada. Adapun salah satu pilihan yang dapat dipilih adalah mengubah sistem bisnis yang mereka miliki menjadi dalam bentuk online.
Terbatasnya aktivitas di luar rumah bisa menaikkan minat masyarakat Indonesia untuk berbelanja secara online. Sudah sangat banyak beberapa e-commerce yang menawarkan jual-beli online dengan segala kepraktisannya. Namun, menurut pandangan saya, perilaku "jual-beli online" yang mendadak populer saat ini justru bisa saja berdampak buruk bagi kondisi keuangan kita jika dilihat dari kacamata customer.
Dikutip dari website bandungkita.id , berbelanja secara online bisa membuat customer menjadi lebih boros dan kalap. Penelitian dalam Journal of Retailing and Consumer Services oleh University of British Columbia melakukan survei pada 99 orang. Hasilnya, mereka yang belanja online di laptop atau komputer tanpa layar sentuh (touchscreen) cenderung lebih mampu mengendalikan diri dibandingkan mereka yang belanja di smartphone atau tablet dengan layar sentuh.
Menurut saya, kemudahan-kemudahan yang ditawarkan oleh beberapa e-commerce yang notabenenya seringkali dinikmati penggunanya melalui ponsel layar sentuh yang ada layaknya memanjakan pembeli mulai dari layanan gratis ongkos kirim, juga pilihan yang tersedia pun lebih bervariasi dibandingkan ketika kita pergi secara langsung ke offline-store. Hal ini mengakibatkan meningkatnya sifat konsumtif dari masyarakat sehingga cenderung membeli barang-barang yang sebenarnya tidak diperlukan saat ini.
Tidak menutup mata, saya sebagai customer pun sepertinya sempat kalap di awal-awal PSBB diberlakukan. Semua barang yang ditawarkan oleh e-commerce terlihat lebih menarik dikarenakan saat itu seperti tidak ada yang bisa dilakukan selain scroll layar ponsel tadi. Namun, ketika kompleks tempat saya tinggal mulai memberlakukan pembatasan kurir untuk mengantarkan paket langsung ke rumah-rumah, saya jadi terbilang lebih bisa me-rem keinginan saya untuk terus berbelanja online, yang dalam hal ini barang-barang yang dibeli belum tentu yang saya butuhkan saat itu.
Sejujurnya, saya berterimakasih dengan peraturan yang dibuat disini sehingga saya bisa lebih membuat list prioritas barang yang mana sih yang benar-benar saya butuhkan saat itu. Karena pastinya butuh effort untuk mengambil barang yang diantarkan kurir hanya sampai di posko saja (tidak sampai langsung ke rumah-rumah). Sejak pemberlakuan peraturan tersebut, saya bisa lebih menahan diri agar tidak kalap, dan bisa dibilang transaksi online yang saya lakukan murni memang untuk barang-barang yang sangat dibutuhkan saat itu.
Saya paham bahwa perilaku berbelanja online ini seperti menjadi pilihan terbaik di masa pandemi karena terbilang lebih aman. Namun, kita pun butuh yang namanya menahan ego untuk tidak membeli barang yang sebenanrnya tidak benar-benar kita butuhkan saat itu. Kita bisa lebih mempertimbangkan dan menghitung pemasukan dan pengeluaran kita selama pandemi ini, jangan sampai pengeluaran yang kita lakukan malah lebih besar daripada pemasukan kita. Apalagi kita saat ini berada di tengah ketidakpastian, dikarenakan pandemi yang belum menemukan titik terangnya, sehingga kita belum tahu sebenarnya kapan pandemi ini akan berakhir.
- Buatlah list prioritas barang yang dibutuhkan saat ini
Urutkan beberapa barang berdasarkan tingkat kepentingannya. Mana barang yang penting dan harus ada saat ini, mana barang yang penting namun belum harus ada saat ini, dan mana barang yang sebenarnya hanya ingin dibeli berdasarkan keinginan saja. Bedakan kebutuhan dan keinginanmu ya!
- Hitung pengeluaran per bulan
Berdasarkan pengalaman saya pribadi, ketika saya mengetahui angka pengeluaran saya maka saya jadi lebih bisa mengendalikan ego untuk lebih memilah-milah kemana sebenarnya uang ini harus saya keluarkan.
- Lakukan compare di beberapa e-commerce lain
Ya mungkin terdengar agak menggelitik, namun ini memang worth it untuk dilakukan. Hemat bukan berarti pelit loh. Gak ada salahnya kita melakukan komparasi di beberapa e-commerce yang menjual barang yang sama. Namun, jangan terlalu tergiur dengan harga yang terlalu murah ya, lakukan komparasi tidak hanya dari harga namun juga dari segi kualitas. Jangan terpaksa membeli barang dengan harga yang sangat murah namun dengan kualitas yang rendah. Se nggaknya kita harus tahu harga pasaran dari barang yang ingin kita beli, supaya gak tertipu!
Nah, jadi udah tahu kan nih apa aja yang harus dilakukan untuk meminimalisir pengeluaran kita saat ini. Meskipun saat ini sudah diberlakukan New Normal, tetap terapkan protokol kesehatan ya!
Indah Ladya