Mohon tunggu...
Dody Dharma
Dody Dharma Mohon Tunggu... wiraswasta -

wong edan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bukannya Kami Tidak Beragama

15 Desember 2010   09:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:43 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Beruntunglah saya karena sudah terlalu lama hidup di lingkungan yang tidak pernah menarik-narik agama dalam kehidupan sosial, dalam artian negatif. Semenjak saya masih kecil sampai saat ini warga di tempat saya tinggal yang juga tempat kelahiran saya, bergaul biasa semua sama tanpa pandang agama apa.

Bukan kami tidak beragama . Justru kami sudah terbiasa dengan kehidupan beragama  yang berbeda.

Warga kami bergaul tidak melihat agama yang dianut apa. Dari dulu tetangga saya yang Kristen selalu rajin ke gereja sampai sekarang. Sepengetahuan saya di gereja itu kegiatan rutin juga selalu ada baik mingguan maupun ketika waktunya natalan. Kegiatan detilnya saya tidak tahu . Saya dan yang muslim rutin kegiatan keislaman seperti pengajian ibu-ibu, pengajian umum, TPA anak-anak, TPA khusus ibu-ibu, dan lain-lain. Apalagi kalau romadhon semarak dengan banyak kegiatan di mesjid dan mushola.  Juga ketika idul adha.

Tidak ada dalam  ingatan saya pernah terjadi sesuatu di antara warga kami dikarenakan masalah agama. Sama sekali belum pernah. Alhamdulillah. Baik yang tua maupun yang muda tidak pernah  bergaul pilih pilih lihat dulu agamanya apa, bahkan terhadap pendatang sekalipun. Sungguh. Makanya saya agak heran kalau ada orang bergaul membedakan agama. Kurang kerjaan banget. Di tempat kami pemeluk Islam banyak, Kristen ada sedikit, Katolik ada, yang tidak beragama  alias agamanya cuma di KTP juga banyak. Tapi untuk urusan sosial kemasyarakatan  gak pernah tuh dikaitkan dengan masalah agama.

Ketika ada yang punya gawe (hajatan) kami ada tradisi untuk datang membantu menyumbangkan tenaga dan dengan membawa beras, gula, uang dan lainnya. Tidak terlintas untuk melihat dulu agama yang punya hajat apa. Tidak ada di kamus warga kami.

Kalau ada yang sakit kami saling mengajak untuk segera menjenguk kapan waktunya dan bawa apa tanpa terpikir itu yang sakit beragama apa tidak. Apalagi di keluarga saya. Sudah terbiasa dengan perbedaan dan tidak menjadi masalah. Saya punya dua kakak penganut Kristen, satu orang kakak penganut Katolik, dan empat kakak saya Islam ( keluarga besar ya  ). Saya sendiri alhamdulillah semenjak esde sampai sekarang selalu sholat lima waktu.

Saya berharap agar tidak saja warga di lingkungan saya tinggal tapi juga seluruh masyarakat di negara ini senantiasa diberi keamanan, kedamaian, dan kesejahteraan.

Alhamdulillah sampai sekarang tidak pernah terjadi perselisihan dikarenakan agama mudah-mudahan seterusnya aman, damai , dan sejahtera semua warga kami dan seluruh masyarakat di negeri tercinta ini. Amien .

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun