Mohon tunggu...
Indah amaliyah
Indah amaliyah Mohon Tunggu... Lainnya - Paskibra

Terus melangkah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mendidik Anak dengan Cinta

31 Oktober 2020   23:27 Diperbarui: 31 Oktober 2020   23:52 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Sebagai seorang panutan di rumah orangtualah yang paling terpenting dalam mendidik anak-anaknya dengan penuh kasih sayang ataupun kesabaran.begitu juga sebaliknya jika di sekolah gurulah yang paling terpenting untuk menggantikan orangtuanya dalam memberikan pendidikan yang terbaik.


Jika ditanya siapa yang mencintai, menyayangi, hampir semua orang tua tentu mengaku mencintai anak nya. Bukan hanya orang tua terhadap anaknya saja tetapi gurupun sama kepada peserta didiknya.


 Namun ada beberapa yang telah kita jumpai bahwa tidak semua orang tua atau guru akan mencintai, menyayangi anak ataupun peserta didiknya. Bicara tentang mendidik anak bukan hanya perkara mengajarkan sesuatu hal kepada anak-anak agar bertambah ilmu atau kemampuan nya dalam bidang yang diajarkan tersebut. Tetapi dia juga harus mengetahui tentang mengenai bicara terhadap respon dan dampak samping tersebut. Diluar semua itu, bicara mendidik anak tak terbatasi oleh ruang dan waktu saja.


Selamanya, orang tua ataupun guru akan selalu merasa terpanggil untuk mengantarkan anak atau peserta didiknya pada akhir yang terbaik.
Pendidikan berkaitan dengan harapan orang tua ataupun guru untuk mencerdaskan anak-anaknya tetapi terkadang kita sering salah memahami tentang kecerdasan anak-anak itu sendiri. Banyak orang tua atau guru yang menjejali anak atau peserta didiknya dengan berbagai pengetahuan dan keterlampilan sejak usia dini dengan harapan si anak dan peserta didik nya akan memiliki kecerdasan yang lebih namun tanpa menyadari hal itu berpotensi membuat anak merasa enggan, tertekan, kelelahan secara fisik maupun mental.


Terkadang juga orang tua ataupun guru hanya memilih atau mencintai anak-anak nya yang pintar atau unggul saja. Ketika anak-anak yang sebaliknya dari itu, mereka malah acuh dan tak mau tau sangat miris dan bertolak belakang sekali ketika sikap orantuanya da gurunya tersebut tidak andil dalam hal tersebut.
 Dan sering kita jumpai dari beberapa pengaduan atau yang pernah kita lihat anak-anak diperlakukan kurang baik oleh seorang pengajarnya bahkan orang tua kandung dari mereka  sendiri, bagaimana mereka dibentak, atau di komentari dengan kata-kata dan nada bicara yang tak mengenakan oleh orang tua ataupun gurunya. Sikap itu yang membuat anak merasa tidak memiliki semangat lagi untuk belajar yang meraka sukai ataupun yang meraka tidak sukai.
Karena perkara itu tidak semua anak-anak akan unggul di bidang yang di inginkan baik dari orang tua ataupun guru. Besar kemungkinan anak-anak yang menurut orang tua atau gurunya tesebut tidak ada
keunggulan yang ia inginkan, mungkin saja anak-anak tersebut unggul dibidang yang mereka sukai tanpa orang tua atau gurunya mengetahuinya.


Dan lebih dari itu semua, yang paling terpenting dari mendidik anak dengan cinta ini adalah membutuhkan ketelatenan dari peran orang tua atau guru serta suasana lingkungan yang penuh kasih sayang. Maka perlu kesabaran dari orang tua ataupun guru dalam membimbing mereka karena anak adalah peniru ulang. Apa yang mereka lihat, apa yang mereka dengar, dari orang tua ataupun gurunya yang dilakukan, akan tersimpan dalam benak dan hatinya itulah yang tersemai didalam dirinya yang akan dibawanya kemanapun mereka pergi melangkah. Untuk itu orang tua atau guru keduanya ini adalah sebagai panutan mereka sebagai anak atau peserta didik ketika dirumah maupun disekolah.

Penulis: Indah Amaliyah,Melati Dewi,dan Ulfa Fadlilatunnisa,mahasiswa Universitas bhayangkara,fakultas ilmu pendidikan,program studi PGSD (pendidikan guru sekolah dasar)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun