Mohon tunggu...
Inayah Hanum
Inayah Hanum Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya menyukai dunia tanaman. Tapi juga mulai menyukai menulis dan bergabung di grup-grup menulis. Orang bilang saya pendiam. Namun, dalam diam saya ingin mempunyai karya. Harapan saya saat ini bisa mengajak anak didik saya juga menyukai menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Segelas Susu

7 September 2022   23:42 Diperbarui: 8 September 2022   19:46 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hari ini Rabu pekan 2 jadwal kajian dengan Bunda Zaenab. Para jamaah yang notabene ibu-ibu dan muslimah tampak sudah banyak yang hadir. Barisan depan sudah tinggal dua orang lagi. Disusul barisan kedua sudah ada satu sampai dua orang yang duduk menunggu Bunda Zaenab datang. 

Lima belas menit kemudian serambi masjid mulai dipenuhi peserta kajian. Tak lama kemudian acara pun dimulai. Satau per satu acara berjalan lancar. Tibalah saat yang dinanti para jamaah muslimah, tausiyah Bunda Zaenab. 

Bunda mengawali tausiyahnya dengan menceritakan seorang ibu muda dan seorang anak laki-laki kecil. Anak kecil yang miskin berjualan demi membiayai sekolahnya. Sejak pagi hingga sore tetap ada. 

Hari itu hasil penjualannya sangat sedikit. Perutanya mulai lapar. Namun, uangnya tak mencukupi untuk membeli makanan dan minuman. Akhirnya, anak kecil tersebut memutuskan untuk meminta makanan dan minuman.

Namun, saat tiba dirumah seorang ibu muda, anak itu justru hilang keberaniannya untuk meminta makanan. Ia hanya minta air minum putih satu gelas untuk membasahi tenggorokan. 

Ibu muda itu melihat dengan iba. Beliau berpikir bahwa sebenarnya anak kecil itu pun lapar. Lalu beliau membuatkan segelas susu. Anak itu meminum dengan susu dengan nikmat. 

Setelah kenyang, anak itu bertanya berapa harga yang harus ia bayar kelak. Ibu muda itu menjawab bahwa ia tidak berhutang apa pun. Dengan rasa penuh syukur anak itu pamit pergi dari rumah tersebut.

Beberapa tahun kemudian ibu muda yang menolongnya dengan segelas susu itu sakit  parah. Peralatan di rumah sakit di kampungnya terbatas. Akhirnya dokter yang menolongnya membawa ke rumah sakit besar di kota yang fasilitasnya lebih lengkap.

Seorang dokter rumah sakit di kota itu merasa tak asing dengan nama kota pasien yang sedang sakit parah itu. Sejak saat itu, beliau memberikan perhatian lebih terhadap pasien itu.

 Segala daya upaya dilakukan Dr. Kelly. Setelah kondisi wanita itu benar-benar baik, Dr. Kelly berpesan kepada bagian keuangan untuk memberikan semua tagihan pasien itu kepadanya. 

Setelah pasien itu terbangun, suster memberikan tanda bukti yang membuatnya takut untuk membacanya. Pikirnya pasti mahal biayanya. Dan alhamdulillah, Bu Wulan meyakinkan diri untuk membelinya 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun