Mohon tunggu...
Beryn Imtihan
Beryn Imtihan Mohon Tunggu... Penikmat Kopi

Seorang analis pembangunan desa dan konsultan pemberdayaan masyarakat yang mengutamakan integrasi SDGs Desa, mitigasi risiko bencana, serta pengembangan inovasi berbasis lokal. Ia aktif menulis seputar potensi desa, kontribusi pesantren, dan dinamika sosial di kawasan timur Indonesia. Melalui blog ini, ia membagikan ide, praktik inspiratif, dan strategi untuk memperkuat ketangguhan desa dari tingkat akar rumput. Dengan pengalaman mendampingi berbagai program pemerintah dan organisasi masyarakat sipil, blog ini menjadi ruang berbagi pengetahuan demi mendorong perubahan yang berkelanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Indonesia, Piala Dunia, dan Orang Desa

8 Oktober 2025   13:24 Diperbarui: 9 Oktober 2025   15:00 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: antarafoto.com/id/view/720603/sepak-bola-sarung)

Di warung kopi, suasananya lebih serius tapi tetap kocak. Ada yang pasang taruhan sederhana: siapa yang prediksinya salah harus traktir gorengan se-RT. Tak ada uang besar di situ—yang penting kebersamaan dan keseruan yang jarang datang dua kali seumur hidup.

Anak muda desa bahkan mulai bikin konten TikTok dengan kostum sepak bola. Ada yang joget di sawah, ada pula yang bikin video parodi “konferensi pers pelatih timnas” pakai mic plastik. Kreativitas desa memang tak pernah kalah dari stadion megah mana pun.

Euforia yang Menyatukan, Harapan yang Tak Pernah Padam

Jika Indonesia bisa lolos ke Piala Dunia, desa-desa di seluruh Nusantara akan menjadi layar hidup dari semangat nasionalisme itu sendiri. Di tempat di mana jalan rusak dan sinyal sering hilang, euforia sepak bola justru menemukan makna paling tulusnya.

Di sana, dukungan tidak datang dari tiket VIP atau jersey asli seharga gaji sebulan, tapi dari hati yang polos dan cinta pada tanah air. Di sana, nasionalisme bukan jargon, tapi tawa di pos ronda, kopi hangat di malam panjang, dan doa sederhana di teras rumah.

Karena bagi orang desa, kebahagiaan bukan tentang menang atau kalah, tapi tentang bisa ikut bersorak bersama, melihat bendera merah putih berkibar di layar televisi kecil, dan merasa: “Itu tim kita, itu bangsa kita.”

Dan seandainya Indonesia benar-benar mencetak sejarah itu, yakinlah—ayam jago akan berkokok lebih cepat dari biasanya. Bukan karena salah waktu, tapi karena ikut bangga jadi bagian dari negeri yang akhirnya berdiri di panggung dunia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun