Mohon tunggu...
Beryn Imtihan
Beryn Imtihan Mohon Tunggu... Penikmat Kopi

Seorang analis pembangunan desa dan konsultan pemberdayaan masyarakat yang mengutamakan integrasi SDGs Desa, mitigasi risiko bencana, serta pengembangan inovasi berbasis lokal. Ia aktif menulis seputar potensi desa, kontribusi pesantren, dan dinamika sosial di kawasan timur Indonesia. Melalui blog ini, ia membagikan ide, praktik inspiratif, dan strategi untuk memperkuat ketangguhan desa dari tingkat akar rumput. Dengan pengalaman mendampingi berbagai program pemerintah dan organisasi masyarakat sipil, blog ini menjadi ruang berbagi pengetahuan demi mendorong perubahan yang berkelanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengulik Poin Menemu Refleksi: Belajar dari Fluktuasi Capaian di Kompasiana

20 Agustus 2025   17:42 Diperbarui: 20 Agustus 2025   17:42 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: tekno.kompas.com)

Kadang, keisengan membuka pintu refleksi. Begitu pula ketika mencatat perolehan poin di Kompasiana dari November 2024 hingga Juli 2025. Angka-angka yang tampak sederhana ternyata menyimpan kisah tentang capaian, penurunan, dan juga pelajaran yang bisa dibaca lebih dalam.

Disclaimer: Tulisan ini merupakan opini reflektif berdasarkan data poin Kompasiana yang dicatat secara pribadi. Analisis yang disampaikan tidak merepresentasikan kebijakan resmi Kompasiana, melainkan pembacaan subjektif penulis atas dinamika angka yang tersedia.

Trend reward dan poin Kompasiana (SUmber: Dokpri)
Trend reward dan poin Kompasiana (SUmber: Dokpri)

Dari data tersebut, terlihat pola fluktuatif. November 2024 dimulai dengan 29 ribu poin. Angka itu meningkat hingga Desember mencapai 60 ribu poin, lalu melonjak lebih tinggi pada Januari 2025 dengan 106 ribu poin sebagai puncak capaian.

Namun, sejak puncak tersebut, tren mulai melandai. Februari mencatat 88 ribu poin, Maret 91 ribu poin, April 80 ribu poin, Mei 65 ribu poin, hingga akhirnya turun lagi pada Juni dengan 45 ribu poin dan kembali ke 29 ribu poin di Juli.

Data sederhana ini menjadi cermin perjalanan. Angka-angka poin yang naik turun merefleksikan dinamika yang tidak asing: ada masa puncak, ada pula masa penurunan. Semua itu merupakan irama alami yang layak direnungkan dalam kehidupan.

Dari Lonjakan ke Penurunan

Puncak capaian pada Januari 2025, dengan 106 ribu poin, menjadi simbol keberhasilan. Ia menunjukkan bahwa kerja keras yang konsisten dapat menghasilkan lonjakan yang signifikan. Namun, sebagaimana kehidupan, tidak ada puncak yang bisa bertahan selamanya.

Sejak Februari, angka poin mulai mengalami penurunan. Meski Maret sedikit lebih baik dengan 91 ribu poin, tren menurun kembali berlanjut. April mencatat 80 ribu poin, Mei 65 ribu poin, lalu semakin kecil hingga akhirnya kembali ke titik awal pada Juli.

Fenomena penurunan ini tidak bisa semata-mata disebut kegagalan. Justru, di dalamnya terdapat pelajaran berharga: bahwa setiap capaian memiliki siklus. Masa puncak adalah bagian penting, tetapi lebih penting lagi adalah bagaimana (seharusnya) menjaga ritme setelahnya.

Refleksi ini memberi pesan bahwa euforia puncak tidak boleh membuat lengah. Konsistensi lebih berarti daripada sekadar meraih rekor sesaat. Sebab, keberhasilan sejati bukan hanya soal naik ke puncak, melainkan juga soal bertahan menghadapi penurunan.

Efisiensi dan Strategi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun