Mohon tunggu...
Saut Rio
Saut Rio Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pendidik Pendidikan Pancasila di SMP Santo Markus II.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kebangkitan Nasional, antara Nostalgia dan Tantangan Generasi Muda

25 Mei 2024   17:00 Diperbarui: 25 Mei 2024   17:02 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap tanggal 20 Mei, Indonesia memperingati Hari Kebangkitan Nasional. Peristiwa bersejarah ini menandai tonggak awal perjuangan kemerdekaan bangsa dari belenggu penjajahan. Sebuah pergerakan perjuangan progresif yang dipelopori oleh para pemuda saat itu, dengan mendirikan organisasi pertama sebagai bentuk perjuangan dengan cara baru agar bangsa Indonesia segere terbebas dari penjajahan. Semangat para tokoh pergerakan nasional pada masa itu menjadi inspirasi bagi generasi penerus dalam mewujudkan cita-cita kemerdekaan Indonesia. Dalam peringatan Hari Kebangkitan Nasional, kita kerap dihadapkan pada nostalgia perjuangan para pahlawan terdahulu. Upacara bendera, pawai budaya, dan penayangan film-film perjuangan menjadi agenda rutin untuk mengenang spirit kebangkitan yang menyala di masa lalu. Namun, di era digital saat ini, cara merayakan dan memaknai Kebangkitan Nasional pun turut berevolusi, terutama di kalangan generasi muda.

Berbagai konten digital seputar Kebangkitan Nasional kini menjamur di berbagai platform media sosial. Gambar-gambar dengan sentuhan unsur budaya populer kerap digunakan untuk menyampaikan semangat nasionalisme dan nilai-nilai perjuangan kemerdekaan. Meski terkesan santai dan menghibur, konten digital ini sebenarnya menjadi jembatan bagi generasi muda untuk lebih dekat dengan sejarah bangsa. Namun, di balik nostalgia dan konten digital yang mengalir, generasi muda dihadapkan pada tantangan untuk mengontekstualisasikan semangat Kebangkitan Nasional dalam realita kehidupan modern. Mereka dituntut untuk tidak hanya menghayati secara simbolis, melainkan mentransformasikan nilai-nilai perjuangan tersebut menjadi aksi nyata dalam membangun Indonesia yang lebih maju, adil, dan sejahtera.

Mari kita telusuri lebih dalam. Di era digital ini, semangat Kebangkitan Nasional seolah terbungkus dalam nostalgia. Generasi muda lebih familiar dengan hashtag #KebangkitanNasional daripada dengan sejarah di baliknya. Apakah ini sebuah masalah?

Tentu saja tidak. Nostalgia adalah hal yang wajar, dan konten digital bisa menjadi media edukasi yang menarik. Tapi, penting bagi generasi muda untuk tidak terjebak dalam nostalgia semata. Kita perlu memahami makna di balik Kebangkitan Nasional dan bagaimana semangatnya dapat diterapkan di era modern ini. Generasi muda saat ini dihadapkan dengan berbagai tantangan, seperti globalisasi, kesenjangan sosial, dan perubahan iklim. Untuk menghadapi tantangan ini, dibutuhkan semangat persatuan, kebangsaan, dan pantang menyerah yang sama seperti yang ditunjukkan oleh para pemuda di masa Kebangkitan Nasional.

Bagaimana kita dapat membangkitkan kembali semangat Kebangkitan Nasional di era modern ini? Jawabannya ada di tangan generasi muda. Generasi muda perlu proaktif dalam mencari informasi tentang sejarah bangsa dan berkontribusi secara positif bagi kemajuan bangsa. Kita juga perlu menjaga persatuan dan kesatuan di tengah keragaman bangsa. Semangat Kebangkitan Nasional dapat diteladani dari quote para tokoh nasional, seperti:

  • Ki Hajar Dewantara: "Pendidikan adalah budi pekerti." (Quote ini menekankan pentingnya pendidikan dalam membangun karakter bangsa, yang sejalan dengan semangat Kebangkitan Nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.)
  • Tan Malaka: "Revolusi bukan sekadar perubahan nama, tapi perubahan jiwa!" (Quote ini mengingatkan kita bahwa Kebangkitan Nasional bukan hanya tentang pergantian nama, tetapi tentang perubahan mindset dan semangat juang bangsa.)
  • Soekarno: "Berikan aku sepuluh pemuda yang bersemangat, niscaya aku akan mengguncang dunia!" (Quote penuh semangat ini menunjukkan keyakinan Soekarno pada kekuatan pemuda untuk membawa perubahan, yang relevan dengan peran penting generasi muda dalam meneruskan cita-cita Kebangkitan Nasional.)
  • Mohammad Hatta: "Pemuda yang tidak berani bermimpi, adalah pemuda yang tidak berani berjuang." (Quote inspiratif ini mendorong generasi muda untuk berani bermimpi dan berjuang demi mewujudkan cita-cita bangsa, selaras dengan semangat Kebangkitan Nasional.)

Keterlibatan aktif generasi muda dalam pembangunan, kewirausahaan, pendidikan, advokasi sosial, dan pelestarian lingkungan hidup menjadi kunci dalam mewujudkan semangat Kebangkitan Nasional di era modern. Dengan mengoptimalkan potensi dan talenta yang dimiliki, mereka dapat memberikan kontribusi positif bagi kemajuan bangsa dan meneruskan perjuangan para pendahulu. Seiring dengan visi "Bangkit untuk Indonesia Emas" pada tahun 2045, generasi muda saat ini memiliki momentum untuk mengambil peran besar dalam mewujudkan Indonesia sebagai negara maju yang disegani di kancah global. Semangat Kebangkitan Nasional harus dimaknai sebagai energi dan motivasi untuk mencapai kesejahteraan, kemakmuran, dan kemandirian bangsa dalam segala bidang. Dengan berlandaskan pada nilai-nilai perjuangan, generasi muda diharapkan mampu mengembangkan inovasi dan kreativitas untuk memajukan perekonomian nasional, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, serta menjaga kelestarian lingkungan dan kekayaan alam Indonesia. Sebuah bangsa yang maju tidak hanya diukur dari kemakmuran material, tetapi juga kekuatan karakter, persatuan, dan martabat sebagai bangsa yang bermartabat. Pada akhirnya, Kebangkitan Nasional tidak hanya sekedar peringatan sejarah, melainkan menjadi inspirasi dan panggilan bagi generasi muda untuk terus berkarya dan bertumbuh demi mewujudkan Indonesia yang sejahtera, berdaulat, dan bermartabat. Nostalgia dan berbagai konten digital mengenai Hari Kebangkitan Nasional merupakan jembatan untuk menghayati semangat kebangkitan, sedangkan aksi nyata dalam pembangunan menjadi perwujudan sejati dari semangat tersebut di masa kini dan mendatang, menuju terwujudnya "Indonesia Emas" pada tahun 2045.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun