Mohon tunggu...
Imroatul Mahmudah
Imroatul Mahmudah Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa IAIN JEMBER
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Imro'atul Mahmudah IAIN JEMBER

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Metode Positivisme, Metode Fenomenologis, dan Metode Kritis

18 Maret 2020   12:32 Diperbarui: 18 Maret 2020   12:34 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Metode filsafat dibagi menjadi 3 yaitu:

1. Metode Positivisme, kata positive berasal dari bahasa inggris yang berati peristiwa yang benar-benar terjadi dan positivus dalam bahasa latin yang berarti meletakkan. Istilah positivisme pertama kali dikenalkan oleh Sains Simon, meskipun demikian Aguste Comte merupakan seorang filosof yang berjasa dalam mempopulerkan istilah positivisme.

Positivisme muncul untuk menanggapi atau merespon ketidakmampuan filsafat spekulatif dalam menghadapi masalah dalam memecahkan masalah yang berhadapan dengan ilmu pengetahuan yang berkembang pesat. Jadi, istilah positisve lebih menekankan pada aspek faktual pengetahuan. Apa yang kita selidiki dan dapat kita pelajari hanyalah berdasarkan fakta-fakta dan berdasarkan data-data yang nyata.

Sesuatu yang maya atau tidak jelas itu di kesampingkan seperti metafisik dan ilmu ghoib. Karena positivisme menekankan pada aspek faktual pengetahuan, jadi segala sesuatunya dibuktikan melalui 3 cara yaitu observasi (pengamatan atau peninjauan secara cermat), eksperimen (melakukan suatu hal untuk mencari kebenaran) ,  dan verifikasi (peninjauan tentang suatu kebenaran). Dapat disimpulkan bahwa metode positivisme yaitu metode yang menekankan suatu aspek faktual pengetahuan yang segalanya dibuktikan melalui observasi, eksperimen, dan verifikasi.

2. Metode Fenomenologis, yaitu jenis penelitian yang kualitatif diaplikasikan untuk mengungkapkan kesamaan makna dari esensi suatu individual dari pengalaman fenomena tersebut. Tujuan dari metode fenomenologis yaitu untuk mereduksi pengalaman individu dari suatu fenomena di dalam deskripsi untuk menjadi esensi universal dari fenomena tersebut. Metode fenomenologis berupaya untuk memahami esensi dari suatu fenomena .

3. Metode Kritis, yaitu metode yang menempatkan sekumpulan manusia sebagai subjek yang aktif dalam membentuk dunia mereka sendiri yang di dasarkan pada dialeg antar subjek peneliti dengan pelaku, bukan sekedar observasi dan eksperimen yang hanya menipu rakyat. Tujuan dari metode kritis yaitu tidak lain mengungkap kondisi yang sebenarnya dibalik suatu realitas semu atau kesadaran palsu yang teramati secara empirik.

Ada 2 cara untuk memunculkan pikiran kritis yaitu mempertanyakan apa yang ada dalam hidup ini dan mempertanyakan apa alasannya serta memikirkan suatu hal yang umum dan menjabarkannya ke hal yang lebih khusus atau sebaliknya.Metode filsafat dibagi menjadi 3 yaitu:

1. Metode Positivisme, kata positive berasal dari bahasa inggris yang berati peristiwa yang benar-benar terjadi dan positivus dalam bahasa latin yang berarti meletakkan. Istilah positivisme pertama kali dikenalkan oleh Sains Simon, meskipun demikian Aguste Comte merupakan seorang filosof yang berjasa dalam mempopulerkan istilah positivisme.

Positivisme muncul untuk menanggapi atau merespon ketidakmampuan filsafat spekulatif dalam menghadapi masalah dalam memecahkan masalah yang berhadapan dengan ilmu pengetahuan yang berkembang pesat. Jadi, istilah positisve lebih menekankan pada aspek faktual pengetahuan. Apa yang kita selidiki dan dapat kita pelajari hanyalah berdasarkan fakta-fakta dan berdasarkan data-data yang nyata.

Sesuatu yang maya atau tidak jelas itu di kesampingkan seperti metafisik dan ilmu ghoib. Karena positivisme menekankan pada aspek faktual pengetahuan, jadi segala sesuatunya dibuktikan melalui 3 cara yaitu observasi (pengamatan atau peninjauan secara cermat), eksperimen (melakukan suatu hal untuk mencari kebenaran),  dan verifikasi (peninjauan tentang suatu kebenaran). Dapat disimpulkan bahwa metode positivisme yaitu metode yang menekankan suatu aspek faktual pengetahuan yang segalanya dibuktikan melalui observasi, eksperimen, dan verifikasi. 

2. Metode Fenomenologis, yaitu jenis penelitian yang kualitatif diaplikasikan untuk mengungkapkan kesamaan makna dari esensi suatu individual dari pengalaman fenomena tersebut. Tujuan dari metode fenomenologis yaitu untuk mereduksi pengalaman individu dari suatu fenomena di dalam deskripsi untuk menjadi esensi universal dari fenomena tersebut. Metode fenomenologis berupaya untuk memahami esensi dari suatu fenomena . 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun