Setiap tenaga pendidik menginginkan peserta didiknya memahami apa yang disampaikannya. Lebih senang lagi ketika semua peserta didiknya yang ada di dalam kelas mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada suatu mata pelajaran.Â
Tak heran kita melihat ada guru yang sampai larut malam hanya untuk mengerjakan alat peraga pembelajaran bahkan rela berkorban mengeluarkan uangnya hanya untuk keperluan proses pembelajaran. Itu tidak lain karena guru tersebut ingin memberikan pengalaman belajar yang berkesan terhadap peserta didiknya.
Namun di sisi lain, ada juga guru yang hanya sekedar masuk kedalam kelas dan memberikan buku lalu peserta didik di suruh untuk mencatat pokok-pokok yang menurut mereka penting. Padahal metode mencatat dan mencari sendiri hal-hal yang penting dalam sebuah topik atau tema itu bersifat subjektif, walaupun pada dasarnya metode ini memang bagus namun tidak selalu di pakai dalam mengajar.Â
Ada waktu tertentu metode mencatat dan mencari hal-hal penting itu digunakan dalam proses pembelajaran, sebab peserta didik mencari sendiri dan mengeksplorasi pengetahuannya sendiri. Terkadang peserta didik merasa bosan kalau setiap masuk jam pelajaran guru tipe mencatat harus diulang setiap hari.
Guru abad 21 dituntut untuk bagaimana memanusiakan manusia, dalam hal ini adalah peserta didik. Membuat peserta didik merasa dihargai sebagai pembelajar yang menerima pelajaran sebagaimana mestinya. Oleh sebab itu calon guru harus mengetahui prinsip-prinsip mengajar sebelum mengajar di kelas. Pada saat dimulainya proses belajar mengajar oleh guru, ada beberapa prinsip yang mesti diterapkan.
Isi materi harus dikuasi
Sebagai seorang guru, materi yang disampaikan biasanya dituntut tidak sedekar hanya based on text book, tapi materi yang diajarkan kepada peserta didik harus dikuasai dan dimengerti di luar kepala. Sebab apabila terlalu based on text book yang berlebihan, bisa jadi peserta didik menilai guru tersebut kurang menguasai materi dan persiapan mengajar kurang maksimal.Â
Oleh sebab itu, guru mampu mengusai materi agar bahasa yang digunakan saat komunikasi bisa lebih disederhanakan oleh guru agar peserta didik lebih mengerti dari materi yang diajarkan.
Secara sistematis menyampaikan ilmu
Kurang dipahami materi oleh peserta didik bisa disebabkan oleh banyak hal, salah satu faktornya adalah materi atau bahan ajar yang diberikan guru tidak sistematis. Biasanya guru mengajarkan tema "A" karena ada keterkaitan antara tema "A" dan"B" maka guru menjelaskan lagi tema "B", dalam kasus ini guru tersebut terlalu memaksakan memberi informasi yang belum saatnya diberikan oleh peserta didik.Â
Sehingga sering terjadi miskonsepsi antara maksud guru dan pemahaman peserta didik. Sebaiknya materi sebelumnya dituntaskan dahulu kemudian lanjut ke materi selanjutnya walaupun niatnya baik untuk menjelaskan korelasi antara kedua tema materi.
Mengetahui karakteristik murid
Guru harus mengetahui karakteristik peserta didik, kebutuhan belajar seperti apa yang diingakan peserta didik agar nyaman dan konsentrasi pada saat proses belajar mengajar. Dalam satu kelas karakter peserta didik berbeda-beda. Ada yang gaya belajar visual, ada yang gaya belajarnya auditori dan ada pula peserta didik yang gaya belajarnya kinestetik.
Guru disini harus pandai-pandai mengkombinasikan kebutuhan belajar peserta didik dan mengakomodir semua gaya belajar peserta didik. Masalah seperti ini sering dijumpai di kelas dan solusinya adalah model pembelajaran inovatif seperti PjBL, PBL, Discovery Learning dan Inquiry Learning.
Menjadi role model untuk peserta didik
Pada umunya peserta didik  masih menghabiskan waktu untuk menemukan kepribadian mereka, sehingga mereka akan mencoba untuk menemukan siapa karakter nomor satu mereka dan berencana untuk meniru apa yang mereka lihat sendiri.Salah satu ciri guru abad 21 adalah guru memesona.Â
Apabila guru sudah menjadi panutan oleh peserta didiknya maka suasana di dalam kelas pasti menyenangkan sebab peserta didik merindukan guru yang menjadi panutannya. Apabila sudah berhasil mengambil hati peserta didiknya maka istilah yang populer dikalangan dunia pendidikan guru digugu dan ditiru sudah diamalkan oleh guru tersebut.
Menjadi seorang guru memang tidaklah mudah, harus mental yang kuat karena menghadapi berbagai sifat peserta didik. Memang beberapa prinsip yang disebutkan di atas itu terlihat sulit namun ketika guru ingin berusaha melakukannya pasti bisa karena orang terbiasa karena biasa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI