Mohon tunggu...
Immortal Unbeliever
Immortal Unbeliever Mohon Tunggu... wiraswasta -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Headstrong, Stubborn, Greatdash, Stedfast E:riot@america.hm

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Puasa-puasa Kenapa Masih Nyinyir?

25 Juni 2016   19:48 Diperbarui: 25 Juni 2016   20:05 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai bangsa relijius, bulan ramadan melulu diisi dengan kegiatan ibadah, baik di mesjid ataupun di rumah. Itu idealnya. 

Kenyataan sayangnya berbeda!, ada politikus partai sapi yang meributkan Ahok tak konsisten karena dari awal hendak maju lewat jalur perseorangan kenapa kini berancang-ancang melalui Partai Politik. Ada pula Kompasianer si anu dan nganu, keduanya getol mengisi bulan suci dengan menulis penuh kebencian dan su'udzon-isme terhadap Ahok dan Teman Ahok. Bila sudah bosan beribadah karena merasa tersiksa menahan lapar dan dahaga alangkah baiknya mengaku saja. Tinggalkan saja ibadah itu daripada mulut mengaku puasa, namun mulut masih nyinyir menulis berbau anyir.

Pada Kamis tanggal 23 Juni 2016, ada aksi  heroik lainnya, siang hari di bulan nan suci malah bertindak anarki dengan melempari batu rombongan Ahok yang akan meresmikan RPTRA di Penjaringan. Mungkin saja kegiatan menimpuki Ahok dianggap seperti sedang latihan melakukan ritual melempar Jumrah Ula, Wustha dan Aqobah. Mengharukan sekali, mereka yang sedang latihan ritual itu mengaku dari FPI. Sungguh ruuuaaar biasa, mereka menjadikan Ahok sebagai simbol ketiga Jumrah itu.

Kita bisa petik sebuah pelajaran penting, seperti yang ditulis oleh Abdillah Toha;......"Kalau kita berhitung selama 50 atau 100 tahun terakhir setelah 50 atau 100 kali bulan Ramadhan, apa ada di antara kita yang bisa merinci kira-kira perbaikan apa yang telah terjadi di Dunia Islam dalam jangka waktu itu? Tampaknya yang lebih menonjol dan lebih banyak terjadi selama puluhan tahun terakhir adalah kekacauan dan permusuhan di Dunia Islam..." (http://islamindonesia.id/berita/kolom-abdillah-toha-kemana-muslim-di-dunia-mengarah.htm)

Sebuah pengakuan yang jujur, bahwa perbaikan itu hanya fatamorgana saja yang berlaku dimana-mana. Tidak adanya suri tauladan yang menonjol untuk membuat PERBAIKAN dari tahun ke tahun. Yang menonjol seperti dicontohkan oleh Politikus partai sapi dan kompasianer si anu dan nganu, cuma cara berbuat jahat terhadap orang lain dalam hal ini Ahok. Padahal Ahok kalau salah biarlah penegak hukum yang bertindak. Kalau Teman Ahok menipu toh mereka yang harus bertanggung jawab secara hukum. Jika Ahok hendak maju lewat jalur manapun itu urusan Ahok sendiri. Perkara Ahok tidak konsisten, itu juga urusan Ahok. Tidak akan kelak malaikat bertanya ke politikus itu dan kompasianer si anu dan nganu perkara Ahok tidak konsisten menjadi tanggung jawab mereka. Kenapa musti repot-repot dengan membenci? bukankah membenci itu menguras energy kehidupan? kenapa tidak belajar mencintai? apakah memang tidak punya hati tertutup debu padang pasir?

Tulisan ini sekedar membela hak azasi Ahok dari fitnah dan perbuatan keji yang tidak pantas. Tapi bila Ahok terbukti menerima uang haram atau berbuat yang digolongkan korupsi, maka tak akan ada lagi pembelaan yang boleh dilakukan. Marilah sama-sama berusaha menegakkan kebenaran tanpa diskriminasi. Jangan sampai bila pelaku sama identitas SARA nya dibela mati-matian, sedangkan bila dari kelompok lawan maka tak peduli lagi walaupun orang itu benar.

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun