Mohon tunggu...
Imelda sinaga
Imelda sinaga Mohon Tunggu... mahasiswa di Institut Agama Islam Negeri Curup

saya suka membaca

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

AI di Sawah, Buruh Tani di Rumah: Ironi Negeri Agraris

17 Juni 2025   15:50 Diperbarui: 17 Juni 2025   15:50 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

- Menyediakan subsidi dan akses kredit untuk alat pertanian modern.

- Mengembangkan pendidikan vokasi yang relevan berbasis desa. Supaya masyarakat tidak hanya menjadi penonton dari kemajuan teknologi, tapi pelaku utama di dalamnya.

- Melibatkan buruh tani dalam setiap tahapan inovasi pertanian.

Dengan pendekatan yang inklusif, buruh tani tidak akan tersingkir. Justru mereka bisa menjadi penggerak pertanian modern yang berkeadilan sosial. Transisi ke pertanian modern memang tak terhindarkan. Tapi jika dilakukan secara ugal-ugalan tanpa memikirkan dampak sosialnya, maka efisiensi yang dikejar hanya akan meninggalkan luka sosial yang dalam.

Teknologi bukan musuh, tapi ia butuh pendampingan sosial. Negara dan masyarakat harus memastikan bahwa tak ada yang tertinggal dalam arus perubahan ini. Jangan sampai sawah menjadi sunyi dari cangkul dan penuh dengan mesin, sementara banyak tangan manusia hanya bisa menatap dari kejauhan, kehilangan fungsi dan makna.

Bertani Bukan Masa Lalu, tapi Masa Depan

Indonesia tidak akan pernah lepas dari pertanian. Tetapi jika modernisasi dilakukan tanpa keberpihakan pada petani kecil dan buruh tani, maka pertanian kita akan menjadi milik mesin dan modal, bukan rakyat.

Kita tidak sedang melawan teknologi. Yang kita lawan adalah ketimpangan. Sebab teknologi seharusnya tidak membuat manusia kehilangan martabatnya.

Petani bukan relic masa lalu. Mereka adalah kunci masa depan. Jangan biarkan mereka hanya menjadi kenangan di balik gemerlap kemajuan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun