- Menyediakan subsidi dan akses kredit untuk alat pertanian modern.
- Mengembangkan pendidikan vokasi yang relevan berbasis desa. Supaya masyarakat tidak hanya menjadi penonton dari kemajuan teknologi, tapi pelaku utama di dalamnya.
- Melibatkan buruh tani dalam setiap tahapan inovasi pertanian.
Dengan pendekatan yang inklusif, buruh tani tidak akan tersingkir. Justru mereka bisa menjadi penggerak pertanian modern yang berkeadilan sosial. Transisi ke pertanian modern memang tak terhindarkan. Tapi jika dilakukan secara ugal-ugalan tanpa memikirkan dampak sosialnya, maka efisiensi yang dikejar hanya akan meninggalkan luka sosial yang dalam.
Teknologi bukan musuh, tapi ia butuh pendampingan sosial. Negara dan masyarakat harus memastikan bahwa tak ada yang tertinggal dalam arus perubahan ini. Jangan sampai sawah menjadi sunyi dari cangkul dan penuh dengan mesin, sementara banyak tangan manusia hanya bisa menatap dari kejauhan, kehilangan fungsi dan makna.
Bertani Bukan Masa Lalu, tapi Masa Depan
Indonesia tidak akan pernah lepas dari pertanian. Tetapi jika modernisasi dilakukan tanpa keberpihakan pada petani kecil dan buruh tani, maka pertanian kita akan menjadi milik mesin dan modal, bukan rakyat.
Kita tidak sedang melawan teknologi. Yang kita lawan adalah ketimpangan. Sebab teknologi seharusnya tidak membuat manusia kehilangan martabatnya.
Petani bukan relic masa lalu. Mereka adalah kunci masa depan. Jangan biarkan mereka hanya menjadi kenangan di balik gemerlap kemajuan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI