Mohon tunggu...
Imelda Madhuria Dewi
Imelda Madhuria Dewi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa IPB University

Mahasiswa Sekolah Vokasi IPB University

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Karakter Membangun Peradaban Bangsa Indonesia

17 Juli 2021   12:06 Diperbarui: 17 Juli 2021   12:57 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan adalah hal yang sangat dibutuhkan oleh semua orang dan sebagai faktor krusial dalam membangun peradaban bangsa. Selain pendidikan ada hal lain yang juga tidak kalah penting yaitu pembentukan karakter. Pembentukan karakter juga sangat diperlukan dalam membangun generasi masa depan yang berkualitas. Sebagaimana tercantum dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Proses pendidikan di Indonesia bisa dibilang masih jauh lebih mementingkan aspek kognitif daripada aspek psikomotorik. Aspek kognitif adalah kemampuan dan aktivitas otak untuk mengembangkan kemampuan rasional, sedangkan aspek psikomotorik adalah aktivitas fisik yang berkaitan dengan proses mental dan psikologi. Di Indonesia masih sering kita jumpai kenakalan remaja yang membuktikan bahwa Indonesia krisis moral. Munculnya tawuran pelajar, pergaulan bebas, narkoba, dan dekadensi moral lain mendorong pemerintah merancang kurikulum baru. Oleh karena itu, sejak tahun 2013 telah dibuat kurikulum baru yang berfokus pada pengembangan karakter siswa.

Pendidikan karakter kini menjadi suatu pokok utama dalam kebijakan nasional di bidang pendidikan di Indonesia. Seluruh kegiatan belajar dan mengajar yang ada di Indonesia harus mengacu pada pelaksanaan pendidikan karakter. Pendidikan karakter adalah kunci kemajuan sosial dan kemajuan peradaban. Menjunjung tinggi integritas dan nilai-nilai kemanusiaan untuk mencapai keseimbangan antara ilmu pengetahuan dan moralitas.

Pendidikan karakter dapat dicapai melalui pendidikan agama yang dapat diterapkan dalam kehidupan akademik apapun. Pendidikan karakter membutuhkan sosok teladan sebagai contoh untuk menegakkan nilai-nilai atau aturan konsensus. Pendidikan karakter membutuhkan semua elemen, yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat untuk mendukung kelancaran dan keefektifan berlangsungnya kegiatan tersebut. Pendidikan karakter tidak akan berjalan dengan baik dan lancar jika mengabaikan salah satu elemen, terutama keluarga atau orang tua. Keluarga merupakan pendidikan informal yang memiliki peran penting dalam pembentukan karakter seorang anak. Pendidikan karakter dapat diawali dengan bimbingan keluarga, yaitu mengajarkan tata krama, sopan santun, kejujuran, bertanggung jawab, menghormati dan menghargai orang lain.

Selain bimbingan dari keluarga, pendidikan karakter di sekolah juga dibutuhkan untuk mendukung perkembangan pendidikan karakter anak yang lebih signifikan. Berikut ini merupakan 4 strategi menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter dalam pembelajaran di kelas, di antaranya yaitu:

1. Memberikan Contoh yang Baik untuk Peserta Didik

Selain memberikan materi akademik, peserta didik harus mendapatkan contoh berperilaku yang baik. Guru yang merupakan orang tua siswa di sekolah dapat berperilaku atau bertindak yang baik, guna memberikan contoh yang baik untuk peserta didiknya.

2. Memberikan Apresiasi

Apresiasi pada peserta didik merupakan salah satu hal yang berharga guna memberi semangat peserta didik untuk kembali mengukir prestasi. Guru bukan hanya memberikan apresiasi pada pencapaian akademik saja, melainkan memberikan apresiasi kepada peserta didik yang berperilaku baik, jujur, bertanggung jawab, dan saling membantu.

3. Memberikan Pesan Moral pada Setiap Pelajaran

Disamping memberikan materi dan soal, sebagai guru juga harus menyisipkan nilai moral dalam pelajaran tersebut yang dapat dijadikan sebagai pedoman hidup. Misalnya ketika pelajaran prakarya dan kewirausahaan, guru bukan hanya memberikan materi dan praktek, tetapi mengajarkan bahwa melalui pembelajaran ini, peserta didik diasah untuk menghasilkan ide untuk berbisnis di kehidupan sekarang maupun masa yang akan datang karena dengan berbisnis kita akan menghasilkan lapangan pekerjaan untuk orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun